Sunday 20 December 2015

BOYBAND “LAKI” Spirit Estetis “Jangan Marah”

Agama dan seni memiliki bilik-bilik spiritual yang hampir sama. Keduanya merupakan sistem nilai dan sistem simbol, yang menuntut para penganut atau pelakunya untuk selalu menghidupi segala dimensinya. Sementara fitrah manusia memiliki potensi teologis (iman-keyakinan), berpikir (pengetahuan yang bersifat empiris) dan ber-olah rasa (naluri keindahan yang bersifat estetis). Ketiganya merupakan kesatuan integral untuk merengkuh manfaat (rahmatan lil’alamiin).
“Pemikiran inilah yang melatar belakangi proses kreatif kami dari Humaniora & Positif Art Management, yang melahirkan berbagai ekspresi dan kreativitas seni manfaat. Salah satunya melalui grup vokal pria (boyband) LAKI,” ungkap Sujana, Produser dari grup boyband anyar ini, kepada galamedianews.com, di markasnya, di Cibubur Jakarta, Jum’at (4/12/2015).
Grup vokal pria (boyband) “LAKI” memiliki filosofi makna, bahwa : LAKI itu pemimpin. LAKI itu kemuliaan, kewibawaan, harkat, dan martabat. LAKI itu tangguh. LAKI itu melindungi. LAKI itu memelihara. LAKI itu tanggung jawab. LAKI (baca juga lucky : beruntung). Sebab LAKI lebih baik dari yang lain.

Thursday 1 October 2015

Kesaktian Pancasila

Tepat tanggal 1 oktober, kita kembali memperingati hari yang sangat krusial bagi terciptanya kehidupan berbangsa dan bernegara di Republik Indonesia. Mungkin kini banyak yang lupa atau bahkan melupakan hari kesaktian Pancasila, sebab seiring perkembangan teknologi dan informasi yang semain pesat, kita pun seakan terbius untuk melupakan sejarah yang sangat penting sebagai wujud terbentuknya dasar negara kepulauan, Indonesia.
Peringatan Kesaktian Pancasila ini berakar pada sebuah peristiwa tanggal 30 September  1965. Konon, ini adalah awal dari Gerakan 30 September (G.30.S/PKI). Oleh pemerintah Indonesia, pemberontakan ini merupakan wujud usaha mengubah unsur Pancasila menjadi ideologi komunis.
Pada saat itu setidaknya ada enam orang Jendral dan berberapa orang lainnya dibunuh sebagai upaya kudeta. Namun, berkat kesadaran untuk mempertahankan Pancasila maka upaya tersebut mengalami kegagalan. Maka, tanggal 30 September diperingati sebagai Hari Peringatan Gerakan 30 September dan tanggal 1 Oktober ditetapkan sebagai Hari Kesaktian Pancasila dalam sejarah Republik Indonesia.
Pancasila tentulah mengandung nilai filosofi yang sejak dahulu telah lahir dan ditumbuhkembangkan oleh nenek moyang kita. Maka, sudah sepantasnya kita harus kembali merenungkan dan menelaah kembali sudah sejauh mana penyelenggaraan serta pencapaian bangsa dan negara ini dalam menjaga nilai-nilai Pancasila di dalam kehidupan berbangsa dan bernegara.

Pancasila sebagai pandangan hidup
Pancasila sebagai pandangan hidup bangsa, merupakan pedoman tingkah laku bagi warga negara Indonesia dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara. Nilai-nilai Pancasila yang telah diwariskan kepada bangsa Indonesia merupakan sari dan puncak dari sosial budaya yang senatiasa melandasi tata kehidupan sehari-hari.
Tata nilai sosial budaya yang telah berkembang dan dianggap baik, serta diyakini kebenarannya ini dijadikan sebagai pandangan hidup dan sumber nilai bagi bangsa Indonesia. Sumber nilai yang terkandung tersebut yakni, (1) keyakinan adanya Tuhan Yang Maha Esa, (2) asas kekeluargaan, (3) asas musyawarah mufakat, (4) asas gotong-royong, serta (5) asas tenggang rasa.

Sunday 27 September 2015

APA KABAR BUDAYA NEGERI ?

Banyak generasi penerus bangsa yang acuh tak acuh terhadap bangsanya sendiri. Tidak percaya ? Coba tanya remaja sekarang, siapa itu wonder girls ? siapa itu super junior ? sebagian besar dari mereka pasti tahu jawabannya. Tapi bagaimana jika pertanyaan yang diajukan adalah, dari mana asal Tarian Gubang? Apa jawabannya?

Saya coba menanyakan hal ini langsung kepada seorang siswa sekolah menengah atas. Ketika diajukan pertanyaan pertama tentang wonder girls tadi, sang remaja putri ini dengan lugas menjawab, "Wonder Girls itu girls band gitu loh yang dari Korea yang cantik-cantik sama sexy-sexy."

Lalu tibalah pada pertanyaan kedua. Mendengar pertanyaan tersebut saya ajukan, remaja cantik ini langsung menatap saya heran sambil mengernyitkan dahinya. "Gubang?, emang ada ya bang nama tarian kayak gitu?"

"Ada dong!" jawab saya. "Gubang itu tarian daerah yang asalnya dari Asahan "Oh.." katanya sambil lalu.

Melihat kenyataan di atas. Tidak dapat dipungkiri, posisi kebudayaan negeri sendiri mulai tergeser dengan budaya dari negeri orang. Tidak dapat dipungkiri, semboyan Bhineka Tunggal Ika. Berbeda-beda tapi tetap satu tujuan pun mulai terkikis dari hati masyarakat Indonesia yang pada akhirnya merubah keadaan sosial masyarakat itu sendiri.

Bagaimana itu bisa terjadi ?

Banyak faktor yang menyebabkan perubahan sosial di dalam masyarakat. Soejono Soekanto menyebutkan 8 faktor yang mempengaruhi perubahan dalam masyarakat. Factor tersebut antara lain mencakup sistem pendidikan yang semakin maju, sikap menghargai hasil karya orang lain, sistem yang transparan di masyarakat, toleransi terhadap perbuatan menyimpang, ketidak puasan masyarakat terhadap bidang - bidang kehidupan yang akhirnya menimbulkan kebosanan, masyarakat yang heterogen dan anonym, hingga kepada semakin mudahnya kontak dengan masyarakat luar yang akhirnya menyebabkan terjadinya pencampuran budaya.

Dewasa ini, Hal - hal baru selalu terlihat lebih menarik dibandingkan dengan sesuatu yang memang sudah lama ada. Istilahnya, kalau sudah lama ada itu sudah basi! Sudah tidak penting untuk dibahas. Kebalikannya, kita sebagai anak muda itu harus selalu up to date terhadap hal-hal baru. Justru kalau kita tidak tahu trend terbaru, kita bisa dibilang kampungan. Nggak mengikuti perkembangan jaman.

Yang jadi pertanyaan selanjutnya bagi saya adalah perkembangan jaman seperti apa yang seharusnya diikuti oleh generasi muda kita?

Sunday 13 September 2015

Film: Aset Budaya Bangsa yang Harus Dilestarikan....!

disadur dari http://perfilman.pnri.go.id/artikel/detail/106



Oleh: Kalarensi Naibaho


Pengantar

Di suatu pagi di sebuah perpustakaan, seorang siswa SMU sedang sibuk mencari literatur berupa buku atau bahan pustakamengenai Loetoeng Kasaroeng. Gurunya menyuruh membuat esai mengenai legenda dari Jawa Barat itu. Siswa tersebut pun larut dalam bacaan dan literatur yang diperolehnya di perpustakaan. Beberapa buku dan majalah dilahapnya sampai memiliki bahan yang cukup banyak untuk membuat suatu esai. Namun dalam lubuk hatinya, siswa tersebut ingin sekali melengkapi informasi untuk esai itu dari film tentang Loetoeng Kasaroeng yang terkenal itu. Tapi, kemana harus mencarinya?

Di tempat lain, seorang mahasiswa sedang dilanda kebingungan. Pasalnya, mahasiswa sastra tersebut sedang menyelesaikan skripsi mengenai dialek masyarakat Jakarta di era 60 sampai 70an. Beberapa literatur yang dibacanya tidak dapat memberikan gambaran jelas mengenai dialek yang ditulisnya.Mahasiswa tersebut yakin bahwa jika seandainya ada koleksi audio visual seperti film yang dapat dia akses dengan mudah, pastilah skripsinya akan lebih sempurna. Tapi, dimana dapat memperolehnya?

Di sebuah kampus, seorang dosen muda sedang getol-getolnya melakukan penelitian mengenai cara masyarakat berinteraksi dalam kehidupan sehari-hari sejak era lima puluhan sampai dekade sembilan puluh. Literatur yang ada cukup banyak memberi informasi dan gambaran mengenai topik tersebut, tapi dosen tersebut merasa akan lebih lengkap jika dapat melihat sebuah naskah dalam bentuk audio visul. Film misalnya. Tapi, dimana mencarinya?

Tak perlu diperdebatkan lagi bahwa masyarakat cukup menyadari tentang keberadaan film sebagai bukti eksistensi sebuah budaya. Sama seperti buku yang memiliki masa dan pembacanya, maka film pun memiliki jaman dan pemirsanya. Terlepas dari kualitas sebuah film, apapun jenis dan bentuknya, film tetaplah bagian dari budaya sebuah bangsa. Dan sebagai bagian dari khasanah budaya bangsa, seharusnya film juga mendapat perlakuan yang sama dengan koleksi lain. Film harus mudah diakses masyarakat luas.

Tulisan ini tidak bermaksud mengkaji persoalan kualitas atau mutu sebuah film, namun lebih fokus pada pelestarian dan akses ke film sebagai bagian dari informasi yang mencerminkan perkembangan budaya bangsa Indonesia.




Mengapa film?

Ada beberapa pengertian tentang film. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, terbitan Balai Pustaka (1990 : 242), film adalah selaput tipis yang dibuat dari seluloid untuk tempat gambar negatif (yang akan dibuat potret) atau untuk tempat gambar positif (yang akan dimainkan di bioskop). Film juga diartikan sebagai lakon (cerita) gambar hidup. Dari definisi yang pertama, kita dapat membayangkan film sebagai sebuah benda yang sangat rapuh, ringkih, hanya sekeping compact disc (CD). Tapi di sisi lain, pengertian ke dua memberi gambaran yang lebih kompleks, sebagai perekam sejarah yang baik.

Monday 24 August 2015

Apa kata gadis asal Venlo Tentang Asahan

Ini adalah gadis belia asal Venlo Limburg Nederland. Kandidat kuat pemeran Annemie, dalam film “Annemie in Buitengewesten” garapan sutradara asal Kisaran, Eddie Karsito.
Usianya baru 16 tahun. Namun pemikirannya melampaui batas usianya. Ia penulis fiksi (novel), selain penyanyi dan pencipta lagu.  Menguasai 5 bahasa; Belanda, Inggris, Prancis, Indonesia, dan bahasa daerah (Jawa).
Kisah hidupnya memiliki kemiripan dengan sosok Annemie, wanita yang dikisahkan dalam film“Annemie in Buitengewesten.”Annemie (22 tahun), adalah warga negara Belanda, mahasiswi Universiteit van Amsterdam, jurusan ilmu sejarah, seni dan budaya. Ia datang ke Indonesia (Medan, Kisaran, Tanjung Balai Asahan, Batubara) dalam rangka studi/observasi melengkapi penyusunan tesis program S2 untuk mendapat gelar Magister Humaniora.
“Wonen in Asahan gaat om een lang verhaal. And Make me stay longer here (Tinggal di Asahan akan menjadi cerita panjang. Dan membuat saya tinggal lebih lama di sini,” kata gadis asal Venlo Limburg Belanda ini, saat berkunjung ke Seni Pemersatu Jiwa – Humaniora Foundation, Jakarta. Rabu, 22 April 2015 lalu.
Apa yang mendorong si cantik bule yang mendukung produksi film Annemie in Buitengewesten ini? “De geest van jullie waarderen (menghargai semangat kalian),” katanya singkat dengan senyum mengembang.
“Een nieuwe ervaring voor mij als een meisje uit Venlo Limburg Nederland. Ik zou graag willen weten hoe u ondersteunen een cultuur met andere culturen blijven ontvangen. Vasthouden aan de waarden voor de styling van je hart en geest. Ik denk dat het is spannend, en het laat me blijven hier veel langer, of misschien voor altijd. Hoop dat de Asahan een "nieuwe huis" voor mij….”
“Ini pengalaman baru bagi saya sebagai seorang gadis dari Venlo Limburg Belanda. Saya ingin tahu bagaimana cara Anda mempertahankan budaya dengan tetap menerima budaya lain. Dan kita harus berpegang teguh pada nilai untuk menata hati dan pikiran. Saya pikir itu menarik, dan itu membuat saya tinggal di sini lebih lama, atau mungkin selamanya. Berharap Asahan "rumah baru" untukku….,” kata gadis yang namanya hanya ingin dikenal sebagai Annemie.
 “Annemie in Buitengewesten” adalah potret cerita silam, kini dan esok, yang menyoal “Toean Keboen”  dan “Koeli Kontrak” di era kolonial Belanda. Tentang manusia Jawa, yang terdorong menjadi buruh perkebunan di Sumatera Timur. Melahirkan peradaban baru (akulturasi budaya) menjadi ”Jawa Deli” atau ”Pujakesuma” (Putra Jawa Kelahiran Sumatera). Tentang cinta kasih abadi sang Noni, anak “Toean Keboen” dengan pemuda Jawa tampan, pemain Sandiwara tradisi (Ludruk), anak “koeli kontrak” di Keboen Goerah Batoe Asahan.

Monday 17 August 2015

KEMERDEKAAN YANG TERBELENGGU

Tak terasa sudah 70 tahun Bangsa Indonesia Merdeka.NAMUN setiap kali kita merayakan kemerdekaan selalu timbul pertanyaan mendalam di dasar hati, benarkah kita sudah merdeka seutuhnya? Keresahan kehidupan berbangsa selama ini menjadi cermin nyata bahwa kemerdekaan itu lebih merupakan seremonial dan simbol belaka.
 
Sebagai bangsa, kemandirian diri sering tidak bisa kita tunjukkan. Apa yang menjadi prinsip-prinsip kehidupan berbangsa kita bahkan, disadari atau tidak, lebih banyak ditentukan bukan oleh diri kita sendiri.
Kita hanya merdeka dalam pengertian upacara. Sebagai bangsa merdeka, kita justru lebih banyak melahirkan ma nusia dengan jiwa terpenjara. Manusia yang terbelenggu oleh penjajahan gaya baru, baik oleh elite bangsa sendiri maupun bangsa lain. Itulah kondisi sepanjang kemerdekaan selama ini. Begitu sering diperingati sekaligus kita abaikan makna hakikinya dalam kehidupan sehari-hari. Kemerdekaan tidak menjelma dan menjiwai kehidupan sehari-hari. Demi kepentingan jangka pendek, sebagaimana dicontohkan dalam teladan para elit, kemerdekaan bahkan sering digadaikan dalam belenggu kenikmatan sesaat.
 
Bangsa merdeka tidak hanya merdeka dari belenggu penjajahan, tetapi merdeka sejati ketika mampu menentukan masa depannya tanpa tergantung kekuatan lain. Bangsa ini memang sudah merdeka sebagai bangsa, tetapi belum merdeka dari ketergantungan pada kekuatan hitam pemodal yang mendikte cara berkehidupan, berpikir, bertindak, dan bernalar. Bangsa ini selalu dikendalikan kekuatan itu yang mengakibatkan orientasi bangsa hanya mencari hal-hal yang memuaskan indra.
Merdeka, menurut para pendiri Republik, dimaksudkan sebagai sebuah kebebasan atas penindasan dan perbudakan dari kolonialisme. Kalau makna kemerdekaan ialah berakhirnya sejarah kolonialisme yang ditandai dengan sifat eksploitasi manusia, yakni manusia hanya dijadikan alat produksi semata, berarti kita sekarang belum merdeka seutuhnya. Kita baru merdeka dalam tahap simbol formal bahwa Indonesia tidak dijajah negara lain secara fisik. Kita belum merdeka dalam arti yang digariskan founding fathers.
 
Faktanya ialah sebagian besar rakyat kecil masih sering berada di alam pemerasan dan kekerasan oleh elite politik, penguasa, dan pemodal. Alam yang seharusnya diolah demi kemakmuran rakyat nyatanya hanya digunakan untuk kemakmuran sebagian sangat kecil orang. Sebagian kecil orang itu mungkin sudah merasa merdeka, tetapi sebagian besar masyarakat belum merasakan kemerdekaan dalam arti demikian. Sumber alam bukan untuk kepentingan mereka, melainkan demi kepentingan para pemilik modal.
Dengan demikian, refleksi kemerdekaan seharusnya diletakkan dalam sebuah pertanyaan besar, sejauh mana bangsa ini mempertanyakan kembali cita-cita kemerdekaan yang mendasar.
Kita harus bisa menjawab pertanyaan, apakah kemerdekaan adalah situasi ketika kita sebagai bangsa sebenarnya tidak lebih dari sebagai `kuli di negeri sendiri’? Apakah kemerdekaan adalah hilangnya kebebasan untuk menentukan hari depannya sendiri?
 
Bangsa ini semakin lama semakin kehilangan orientasi dasar menjadi bangsa yang memiliki kemandirian dalam menentukan hari depannya. Hari depan kita semakin suram karena rakyat miskin semakin miskin. Realitas tersebut tidak membuat kita sebagai bangsa tergugah. Kemerdekaan yang selama ini diharapkan memberi ruang bagi ekspresi kebebasan rakyat dari eksploitasi penjajahan-secara politik, sosial, maupun ekonomi–realitasnya belum sepenuhnya demikian. Realitasnya, selama ini kita merdeka masih dalam keadaan dibe lenggu elite-elite kita sendiri dan kekuatan modal.
 
Kenyataan itulah yang membuat bangsa ini semakin tak berdaya menghadapi tata dunia yang tidak lagi mengenal belas kasih terhadap manusia miskin. Jumlah kaum miskin di negara berkembang terus meningkat karena proses pemiskinan itu terjadi melalui pola-pola yang halus dan sistematis. Salah satu cara utamanya ialah dengan menciptakan ketergantungan kepada sistem ekonomi global.
Aktivitas kehidupan dalam mengisi kemerdekaan sering terbelenggu pada upacara yang penuh dengan simbol belaka. Itulah yang membuat bangsa ini tidak mampu lagi memaknai arti kemerdekaan yang paling esensi.
Cita-cita kemerdekaan sirna bila bangsa ini tidak berani berubah menjadi `autentik’. Bangsa yang autentik ialah bangsa yang berani mengambil risiko terhadap pilihan alternatif dalam mengembangkan jati diri kebangsaannya. Jati diri kita memang telah dirumuskan dengan baik dalam tujuan kemerdekaan, yakni untuk membebaskan diri dari kemiskinan dan kebodohan. Akan tetapi, jati diri itu terkubur karena elite politik lebih suka berkompromi dengan para pemilik modal besar daripada dengan rakyat. Itulah yang membuat orientasi dasar kemanusiaan dan keadilan tidak berkembang karena pendidikan hanya untuk menciptakan manusia pragmatis.
 

Saturday 1 August 2015

Jangan Lelah Berusaha ( Keep Spirit )

Saat badai dan cobaan datang menerjang kehidupan kita, tak jarang kita mengeluh dan berputus asa, seolah tak sanggup menerima dan menjalani ujian yang Tuhan berikan dalam kehidupan kita.
Dada seakan sesak, nafas menjadi lebih berat sewaktu kita mengetahui jika sebuah ujian tengah menghampiri kita. Ketakutan akan tak bisa melalui ujian tersebut serta keengganan hidup terus-terusan menderita, membuat kita terus khawatir dan mengeluh setiap saatnya.

Namun, jika kita melihat lebih jauh, sebenarnya masih ada begitu banyak orang diluar sana yang dilahirkan dengan keterbatasan dan kekurangan yang tentu saja hal ini membuat pergerakan mereka menjadi terbatasi. Namun hebatnya, beberapa orang ini tidak pernah mengeluh atau merasa malu untuk terus berjuang dan berusaha. Semua kekurangan dan keterbatasan yang mereka miliki dianggapnya sebagai sebuah anugerah dari Tuhan yang harus mereka syukuri apapun kondisinya. Sehingga hal inilah yang mampu membuat mereka bisa menghasilkan karya dan mencetakan namanya pada daftar orang-orang luarbiasa.

Perjuangan yang kita hadapi tentu tidak berjalan dengan begitu mudah. Keterbatasan dan kekurangan tentu saja menjadi hambatan besar bagi kita, belum lagi beban moral harus kita tanggung. Namun dengan tekad yang bulat dan kerja keras yang tanpa henti. Kita harus bisa membuktikan pada dunia. Mungkin memang benar, langkah awal selalu menjadi langkah yang paling sulit dalam kehidupan. Dan mungkin ini juga yang kita rasakan sejak kita memutuskan untuk melakukan sesuatu dan mengawalinya dengan langkah pertama. Jatuh, terluka, menangis, putus asa, ingin menyerah mungkin juga pernah kita alami.

Namun sebuah hal besar yang harus senantiasa kita tiru dan kita teladani adalah kemauan untuk bangkit dan meneruskan perjuangan. Berjuang, bangkit dan meneruskan apa yang sedang kita perjuangkan adalah hal yang luar biasa. Semangat yang tidak pernah padam, keinginan yang tinggi dan ketidakputus asaan untuk terus mencoba dan berjuang adalah hal luar biasa yang seyoganya dapat kita terapkan.

Tidak mudah melakukan perjuangan dan menekui satu bidang yang beberapa orang mengganggap hal itu sulit. Namun, karena rasa ingin bisa yang begitu tinggi dan tekad yang bulat yang ada dalam diri kita, membuat kita bisa menggapai apa yang kita inginkan, meskipun beberapa orang meragukan dan bahkan membuat semangat hampir padam dengan meremehkan kita. Kita bukanlah satu-satunya orang yang paling menderita didunia ini. Sebab masih banyak diluar sana, yang tengah berjuang menaklukan hidup dengan segala keterbatasan yang mereka miliki.

Mari berharap agar kita semua untuk tidak mudah putus asa dan kehilangan semangat dalam berjuang dan menggapai semua impian kita. Sebab sejatinya dengan berjuang, berdoa dan berusaha, semua hal akan menjadi mungkin.



============= KEJUTKAN ORANG LAIN DENGAN GAGASANMU ==================


Monday 27 July 2015

JANGAN KALAH OLEH KEADAAN

Karena Sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada kemudahan,
Sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada kemudahan.
(QS. Al-Insyirah [94]: 5-6)
Tidak ada perjalanan yang lurus dan mulus. Semua memiliki hambatan, rintangan, dan tantangan yang berbeda. Di samudera yang luas membentang, ombak dan badai siap menghempaskan dan menenggelamkan. Di daratan, kerikil-kerikil tajam, jalan berlumpur dan berlubang, hingga tebing dan jurang yang curam tersedia untuk menghambat perjalanan. Hingga nan jauh tinggi di udara, awan hitam nan tebal, kabut, hujan dan petir juga dapat menghentikan perjalanan panjang kita.
Namun demikian, perjalanan tak boleh berhenti dan harus terus dilanjutkan, karena ini bukanlah akhir dari perjalanan. Beginilah kehidupan, kita terus berpacu melawan dan mengalahkan setiap rintangan yang datang menghadang. Tak ada kata berhenti, sebab berhenti sama maknanya dengan menunggu dan menjemput kehancuran. Berhenti sama dengan mati.

Kisah Syekh Az-Zamakhsyari dan Semut
Syekh Az-Zamakhsyari adalah seorang ulama yang ahli dari banyak cabang ilmu pengetahuan agama dalam sejarah Islam. Namun beliau lebih terkenal sebagai ulama ahli gramatika bahasa arab (nahwu). Bagi Syeikh Az-Zamakhsyari, menjadi seorang yang menguasai ilmu bahasa merupakan prestasi dan keberhasilan yang luar biasa. Betapa tidak, sejak usia dini telah mempelajari ilmu nahwu, tetapi hingga dewasa beliau tak kunjung paham dengan ilmu yang dipelajarinya.
Bayangkan selama bertahun-tahun belajar, untuk membedakan antara subyek (fa’il) dan obyek (maf’ul bih) saja tidak bisa. Sementara teman-temannya telah mampu mengajar untuk adik-adik kelasnya. Kenyataan ini nyaris membuat az-Zamakhsyari putus asa. Ia merasa amat malu dengan usianya yang semakin tua tetapi tidak tahu apa-apa, apalagi dia harus duduk dan belajar dengan anak-anak yang jauh di bawah usianya.
Akhirnya, beliau memutuskan untuk pergi meninggalkan tempat belajarnya. Ketika beliau telah berjalan cukup jauh, beliau singgah di sebuah gubuk kosong. Ketika sedang beristirahat, beliau melihat seekor semut merah kecil, yang menggigit dan menarik sisa buah kurma yang ukurannya sepuluh kali lipat lebih besar dari ukuran tubuhnya untuk dimasukkan ke sebuah lubang di tanah. Berkali-kali ia melakukannya, namun selalu gagal, sisa kurma itu selalu jatuh ke tanah. Az-Zamakhsyari terpaku dan merasa kagum dengan kelakuan semut yang memiliki keuletan yang luar biasa mengagumkan itu.
Setelah berkali-kali gagal, akhirnya semut itu berhasil juga membawa sisa kurma tersebut masuk ke dalam lubang. Saat itulah terbetik pikiran dalam benak az-Zamakhsyari, ”Seandainya aku melakukan seperti yang semut itu lakukan, niscaya aku akan berhasil.” Setelah mengucapkannya, lalu ia memutuskan kembali belajar dan membatalkan niatnya untuk berhenti. Hasilnya az-Zamakhsyari benar-benar berhasil meraih impian dan cita-citanya. Mimpi dan cita-cita, yang di dalamnya terukir tekad, semangat dan etos kerja. Karakter tersebut memang akan membuat orang tak mau menyerah. Bahkan seekor semutpun menghayati semangat ini, apalagi kita manusia.

Hamparan Bumi Masih Sangat Luas
Terkadang terpaan dan guncangan hidup membuat dunia seakan teramat sangat sempit. Langkah kaki begitu terbatas. Dalam pandangan kita, hanya ada satu pintu, di dalam ruang pengap tanpa cahaya. Dalam masa seperti inilah hanya dengan keimanan kita dapat mencari pintu-pintu lain untuk keluar dari kegelapan. Karena sejatinya dalam setiap masalah tentu terdapat banyak pintu untuk keluar. Karena kesulitan dan kemudahan selalu berjalan berdampingan.
Berhenti dalam sebuah kesusahan adalah jalan menuju kehancuran. Kita ddiciptakan bukan untuk menjadi manusia yang gagal. Karena itu kita harus terus melangkahkan kaki, menapaki setiap celah yang ada. Seperti air yang terus mengalir, mencari celah yang dapat dilewati, lalu diam menggenangi serta mengumpulkan kekuatan untuk merobohkan beton yang menghadang.

Sunday 26 July 2015

KEAKTORAN & KEWARTAWANAN " Profesi Tiada Henti Mengaktualisasi Diri"

Eddie Karsito
BIODATA  PRIBADI

Nama Lengkap
EDDIE KARSITO
Tempat & Tanggal Lahir
Sei Silau - Kisaran Asahan, 24 November 1961
Profesi
WARTAWAN, AKTOR TEATER, FILM & SINETRON
Pendidikan Formal
Pendidikan Guru Agama (PGA) Cokroaminto
Kisaran Asahan Sumatera Utara
Pendidikan Non-formal

Insight Studies and Development Institute Yogyakarta


Eddie KarsitoAktor, sutradara, organisator, penulis, wartawan, guru, dosen, instruktur seni peran, motivator dan seabrek profesi. Aktif, kreatif, produktif, dan ‘an enterprising young man’  inilah predikat yang pas untuk pria kelahiran Kisaran Sumatera Utara, 24 November 1961 ini.

Di tengah pergulatannya sehari-hari sebagai jurnalis, kadang ada saja kawan yang menanyakan; kenapa tidak berhenti saja jadi wartawan, lalu secara total terjun di dunia seni peran. Pertanyaan tersebut dapat dimaklumi. Sebab selama ini Eddie dikenal oleh teman-temannya -- bukan saja sering bersama mereka menjalankan tugas-tugas jurnalistik (sebagai wartawan) -- melainkan kadangkala muncul di sejumlah tayangan sinetron dan film layar lebar.


Keaktorannya dibangun lewat tempa dan desak kehidupan. Mulai dari juru parkir, pedagang rokok, pelayan restoran, kuli bangunan, supir angkutan umum, supir pribadi, hingga pembantu rumah tangga. Sejak usia sepuluh tahun Eddie Karsito sudah ber ‘teater’ – melalui proses alami pergi dan pulang sekolah setiap hari dengan berjalan kaki sejauh 16 kilometer tanpa alas kaki. Bahkan tak jarang ia telanjang dada, menyibak embun pagi dan menyusuri hutan sabana.

Sebagai anak keluarga ‘perantau’ dari Jawa (Magetan Jawa Timur), Eddie sempat menikmati keluar masuk hutan menggarap ladang berpindah. Tinggal di tengah hutan tanpa tetangga bersama orangtuanya. Menjadi buruh perkebunan karet dan kelapa sawit, di Asahan Sumatera Utara. Oleh karena itu, tak heran jika pemahaman aktingnya pun terbentuk oleh alam (Teater Kehidupan).


Ketika masih menjadi pelajar di sekolah Pendidikan Guru Agama (PGA) Cokroaminoto di kota kelahirannya, Eddie bekerja paruh waktu menangani masalah promosi di sebuah bioskop, Ria Theatre. Setiap hari selepas sekolah tugasnya keliling kota ber-koar-koar dengan pengeras suara mempromosikan film yang akan diputar sambil menyebar brosur film. Tugas lain adalah memasang gambar-gambar film dalam bentuk layar dan poster di depan bioskop. Mendisain berbagai pengumuman dan iklan di atas media kaca berukuran kecil. Materi pengumuman dan iklan tersebut selanjutnya di sorot lewat proyektor film untuk dikomunikasikan ke penonton. Di masa itu, seni grafis (design grafis) tak secanggih sekarang. Semua material promo dikerjakan secara manual dan konvensional.
Tetapi ada yang membuat Eddie bersedih. Bioskop yang dulu diakuinya menjadi tempatnya ‘sekolah akting’ kini berubah menjadi sarang burung Walet dan toko. Berubah fungsi gedung penayang film tersebut tak lepas dari merosotnya jumlah produksi film yang membuat banyak pengusaha bioskop bangkrut.


***

Sejak remaja Eddie terbiasa berorganisasi. Dari mulai organisasi kepanduan, kepemudaan, profesi, sosial, politik, seni dan budaya, sampai organisasi keagamaan. Kesadaran estetiknya semakin mendalam ketika bergabung di “Sanggar Laras.” Sebuah komunitas yang menaungi para seniman lintas kompetensi; sastrawan, dramawan, penari dan pemusik, di Kisaran Asahan Sumatera Utara. Hingga kini Eddie masih aktif berorganisasi, baik sebagai pendiri, pembina, pengurus harian, maupun sebagai anggota. 

Bersama kerabat dekatnya ia mendirikan Humaniora Foundation. Sebuah institusi yang bergerak di bidang pelayanan sosial, pendidikan dan budaya. Sesuai kompetensinya yayasan ini kemudian membantuk lembaga teknis, antara lain; Sanggar Humaniora, Rumah Singgah Bunda Lenny, dan Komunitas Seni Pemersatu Jiwa.


Dalam rangka mengembangkan visi dan misinya, lembaga ini telah melaksanakan berbagai kegiatan, baik berupa seminar, workshop, diskusi, Pelatihan Jurnalistik, Pelatihan Seni Peran, Pendidikan Sinematografi, yang kemudian dikemas dalam bentuk ”Workshop Seni dan Film Keliling Indonesia.”

Thursday 23 July 2015

Selamat Hari Anak Nasional ( Anak Kita Masa Depan Indonesia )

Jika anak dibesarkan dengan motivasi, maka ia belajar percaya diri
Jika anak dibesarkan dengan kelembutan, maka ia belajar menghargai
Jika anak dibesarkan dengan rasa aman, maka ia belajar percaya

Jika anak dibesarkan dengan dukungan, maka ia belajar menghargai diri sendiri

Masa anak-anak merupakan salah satu fase peletakan landasan tumpuan generasi penerus. Kesejahteraan anak akan mempengaruhi kualitas sumber daya manusia.Salah satu permasalahan kompleks adalah menurunnya nasionalisme dan karakter bangsa. Akhlak mulia merupakan aspek penting dalam mendidik anak. Bahkan suatu bangsa yang berkarakter juga ditentukan oleh tingkat akhlak bangsanya. Tanpa karakter seseorang mudah melakukan sesuatu yang dapat merugikan orang lain. Oleh karena itu sangat penting untuk membentuk insan yang berkarakter karena kekuatan moral, akhlak atau budi pekerti individu merupakan kepribadian khusus yang membedakan dengan individu lain.

Anak adalah harta yang paling berharga bagi setiap orangtua. Anak terlahir tentu dari benih-benih rasa cinta kedua orangtuanya. Setiap anak mempunyai hak untuk dicintai, dikasihi dan dipedulikan. Tipe orangtua yang ideal berkewajiban memenuhi segala kebutuhan anak-anaknya seperti kebutuhan fisik, mental dan kerohanian.Kebahagiaan nyata yang didapat anak dari orangtua akan menciptakan bangsa ini menjadi bangsa yang kuat. Kekuatan negara kita sangatlah didasari pada kekuatan setiap keluarga. Berapa kuat pusat perhatian orangtua pada anak dan remajanya akan menciptakan fondasi yang tak tergoyahkan bagi negara ini.

====================== SELAMAT HARI ANAK NASIONAL ======================


Tuesday 21 July 2015

RAIH MIMPIMU

Sahabat Seni Pemersatu Jiwa....Di dalam mengarungi hidup dan mengerjakan amal kebajikan jadilah orang yang mempunyai semangat dan cita-cita, gesit dan cekatan, serta tidak malas dan lamban. Karena, dunia diperuntukkan hanya bagi orang yang mempunyai semangat dan cita-cita tinggi.
Dalam hidup ini ketahuilah ketika kita mempunyai suatu ide atau rencana segeralah ditulis dan disimpan jika kita lupa. Dan lebih baik lakukan segera agar bisa langsung di praktekan apa itu ide atau rencana yang telah kita rencanakan.

Hidup harus diiringi dengan semangat dan juang tinggi, tumbuhlah bersama orang yang mempunyai semangat dan jiwa tinggi dalam mengarungi mimpi-mipi atau cita-cita yang kita impikan. Jangan pernah merasa sendiri dalam hidup yang fana ini, selalu libatkan Allah di setiap aktifitas dalam hidup yang kita jalani.

Ubahlah setiap pola pikir yang menghalangi mimpi kita dalam melejitkan mimpi, ingat disaat musibah datang janganlah berfikir seolah hidup ini kejam, tapi berfikirlah setiap musibah datang, itu semua atas kehendak Allah, karena Allah sedang mempersiapkan rencana yang indah dalam hidup kita.
Hal ini Allah sudah jelaskan dalam Al-Qur’an, QS. Ar-Ra’d: 11 yaitu: 
Sesugguhnya Allah tidak mengubah keadaan suatu kaum sebelum mereka mengubah keadaan diri mereka sendiri.”

Sepenggal arti ayat diatas menunjukkan bahwa, ketika kita tidak mampu untuk berubah dan diam saja apa yang terjadi tanpa ada solusinya maka kita akan tetap saja terpuruk pada tempat yang tidak akan memajukan kita. Lain haknya, ketika musibah datang dan kita bersyukur , siap menerima apapun cobaan, maka yakin dan percayalah untuk selalu berubah kearah yang lebih baik.
Yakin bahwa Allah akan selalu melihat, bersama, dan menyaksikan kita dalam setiap aktifitas yang kita lakukan.

Disetiap perjalan hidup ini kita diciptakan Allah untuk meraih ilmu, ilmu yang nantinya menjadi bekal kita di akhirat. Apapun mimpi itu, libatkan Allah disetiap perjalanan panjang dalam menggapai mimpi tersebut.
Jangan pernah goyah, jangan pernah, takut, dan jangan pernah merasa sendiri. Bermimpilah, Rasulullah juga punya mimpi. Gapai cita-cita dimana mimpi yang benar pasti dan tujuan yang baik yang akan memberi manfaat buat diri dan buat orang banyak.

Mimpi dan niat merupakan awal dari segalanya, dare to dream mengembangkan diri sendiri dan berusaha keras adalah kunci meraih masa depan yang cerah
Jika yakin dengan kemampuan diri sendiri, maka kita akan berani mencoba hal atau tantangan baru. Sukses atau gagal, tidaklah jadi masalah! Karena yang terpenting, kita jangan pernah takut untuk maju sebelum berperang!.

Man Jadda Wa Jadda !!, Siapa yang bersungguh-sungguh pasti mendapat, Ingat ! selalu libatkan Allah disetiap perjalanan hidup ini.
Jadi, tanamkan dalam diri kita. Bahwa, kita yakin dan Bisa untuk menjadi Sang Pemenang dalam menggapai mimpi dan cita-cita.Jika gagal dalam menggapai mimpi. Ingat, “kuncinya hanya satu berani mencoba dan terus belajar dari kegagaln yang di alami.”



Manusia akan memiliki kekuatan yang luar biasa bila mereka mulai yakin akan kemampuan meraka melakukan hal-hal yang semula mereka kira tidak mungkin bisa mereka lakukan. Ketika manusia mulai percaya pada kemampuan mereka, mereka memiliki kunci sukses mereka yang pertama.
~  N orman Vincent Peale  ~


Inilah mimpi. Gapailah mimipi, tak ada kata menyerah dan takut, tak ada kata mengeluh. Bismillah, dan libatkan Allah

==============CINTAI BUDAYAMU || HARGAI BUDAYA ORANG LAIN===============

Wednesday 15 July 2015

CINTAI BUDAYAMU HARGAI BUDAYA ORANG LAIN

Salam hangat dalam satu keluarga Seni Pemersatu Jiwa, sebangsa satu, tanah air Indonesia. Saya sebagai warga Indonesia, yang mencintai tanah kelahiran ini, dan seluruh komponnen di dalamnya. Merasa terpanggil untuk ikut memberikan pendapat  untuk Negeri ini. Meskipun saya menyadari belum memberikan sumbangsi besar, tapi izinkan saya untuk masih mempunyai rasa memiliki dan peduli.

Indonesia terkenal dengan hetereogenitas masyarakatnya. Tak hanya itu Indonesia juga terkenal dengan keanekaragaman budayanya. Yang tak lain membentuk ciri khas masyarakat itu tadi, menjadi kelompok-kelompok yang memiliki nilai tersendiri dimata dunia. Banyaknya ragam bahasa, suku bangsa, agama, seni, budaya yang mengusung nilai Indonesia menjadi sebuah Negara yang kompleks akan bentuk masyarakatnya, serta merta menarik perhatian dunia akan kompleksitas masyarakat itu sendiri.

Kita sama tahu Indonesia memiliki nilai jual budaya yang cukup menguntungkan, sebagai invest ekonomi Negara ini. Namun sayang, kita kurang menyadari akan kekayaan alam, bahari, serta budaya kita sendiri. Kita hanya sebatas tahu, tapi bukan untuk memproteksi budaya apa yang sudah kita miliki. Yang tak lain kita malah ikut-ikutan menjerit ketika salah satu budaya kita di KLAIM oleh Negara tetangga. Ini terjadi bukan hanya sekali dua kali, sudah terlalu sering. Mulai dari kasus Pulau Ambalat, Reog, Batik, Rendang, Tari Pendet, dan yang baru-baru ini heboh akan Tari Tor-Tor serta musik gondang. Kita hanya sekedar tahu, bukan? Kita hanya ikut berkomentar tanpa ada sumbangsih yang bisa kita berikan. Duduk manis di depan TV, ikut menghujat pemerintah yang kita bilang lalai, dan menyalahkan Negara tetangga dengan sorakan "Jangan rebut budaya kami!" Kalau hanya itu kita bisa merubah apa?

Jelajahi Bangsamu
Kenali tanah kelahiranmu
Rangkul temanmu
Gali Budayamu,
Lalu temukan dirimu.

Kita di anugerahi serta di lahirkan di Negara yang luas ini, tetapi kita hanya mengetahuinya dari peta "Indonesia". Kata orang kita kaya, tapi kita tidak tahu di mana letak kekayaannya itu. Lalu bagaimana kita bisa melindungi bangsa ini, jika kita saja tak saling mengenal. Siapa yang tak kenal Reog selain orang Jawa?

Monday 29 June 2015

Artis “Papan Atas” Casting Puluhan Kali, Ditolak Berkali-kali…?

disadur dari buku Menjadi Bintang ( Kiat sukses Jadi artis panggung, film dan televisi ) karya Eddie Karsito


Aktor dan aktris merupakan unsure penting di produksi film dan pementasan drama panggung ( teater ). Dengan dukungan actor dan aktris yang baik memungkinkan produksi film dan teater lebih baik dan bermutu.

Pemilihan actor dan aktris untuk mendukung produksi film lazim disebut Casting. Pemilihan actor dan aktirs ( casting ) disesuaikan dengan kebutuhan karakter peran berdasarkan Tuntutan Skenario ( Cerita ). Casting menjadi prosedur standar yang harus dilakukan bilamana sebuah perusahaan film akan memproduksi sebuah film, baik itu film televise maupun bioskop.

Tekhnik dan Manfaat Casting
            Casting dapat dipakai sebagai sarana pembentukan watak atau prilaku seseorang. Casting juga berguna untuk proses penyembuhan terhadap ketidakseimbangan psikologis seseorang (theurapic casting). Dengan cara memberikan kesempatan kepada actor untuk memerankan tokoh tertentu dan watak tertentu. Misalnya orang yang ragu-ragu diberi watak menjadi orang yang tegas dan cepat mengambil keputusan.

Melalui theurapiic casting, sutradara atau pimpinan grup teater dapat membantu proses terapi bagi para anggotanya yang membutuhkan bimbingan dan arahan diluar aktifitas panggung. Namun ada juga yang disebut Anti Type Casting, yaitu pemilihan peran yang bertentangan dengan watak dan cirri fisik pemain. Dalam komunitas teater ( drama panggung ) sering disebut Educational Casting. Karena bertujuan mendidik seseorang memerankan watak dan tokoh yang berlawanan dengan watak dan cirri fisiknya.
            

Lalu ada Casting by Ability. Yaitu pemilihan peran berdasarkan kecakapan dan kemahiran seorang actor. Oleh karena itu, kecerdasan memiliki peranan penting bagi seorang actor.
            
Casting by Type. Yaitu pemilihan peran berdasarkan atas kecocokan fisik dan latar belakang social pemain. Contoh, tokoh tua diperankan oleh orang tua, tokoh jangkung diperankan oleh orang yang berbadan tinggi dan lain-lain.
            
Casting to Emotional Temperament. Yaitu pemilihan peran berdasarkan observasi kehidupan pribadi calon pemeran. Mereka yang mempunyai banyak kecocokan dengan peran yang akan dibawakan dalam hal emosi dan tempramennya akan terpilih membawakan tokoh tersebut.
            
Casting dilakukan setelah ada penentuan ide cerita ( scenario ) film yang akan diproduksi. Tetapi ada juga casting yang dilakukan tanpa tanpa menunggu penentuan scenario film yang akan diproduksi. Hal ini dilakukan untuk mencari stok pemain, persiapan jika sewaktu – waktu ada kebutuhan peran mendadak.       

Thursday 25 June 2015

Dasar - Dasar Dalam Pembuatan Film

Hai sahabat.....!!! Pernah gak kita membayangin gimana sih sebenarnya atau apa saja sih proses dalam pembuatan sebuah film itu...??? Disini kami mencoba untuk berbagi kepada para sahabat Dasar - Dasar Dalam Pembuatan/ Produksi Sebuah Film.....Cekidot...hehehehe....

Film yang baik tentunya memiliki cara pembuatan yang baik dan sesuai kaidah. Proses pembuatan film sering disebut sebagai filmmaking. Filmamaking melibatkan bebarapa tahap, antara lain ide, naskah, casting, shooting, editing, dan screening sebelum film dirilis secara besar-besaran.

Proses filmmaking dilakukan di banyak tempat di seluruh dunia dengan berbagai konteks ekonomi, sosial, politik, serta menggunakan teknologi dan teknik yang sistematik. cara pembuatan film yang satu dengan lain pada dasarnya sama, yang membedakan adalah tantangan untuk mewujudkan step by step pembuatan tersebut.

Nah, kamu pecinta film dan ingin mencoba membuat film sendiri? Yuk, pahami dasar-dasar cara pembuatan film berikut ini!

1. Menentukan Ide Cerita
Buatlah sebuah ide cerita untuk filmmu. tentukan terlebih dulu genre film yang ingin kamu buat. Drama, horor, action, atau genre lain. Usahakan untuk menciptakan ide cerita yang tidak pasaran. Kalau toh kamu ingin mengangkat cerita yang sudah umum, kemaslah dengan unik. Selain itu, cobalah untuk menentukan tema cerita yang familiar dengan masyarakat karena biasanya masyarakat suka menintin film yang “ini kisah gue banget loh”.

2. Tentukan Sasaran Penonton
Setelah menentukan ide cerita dan tema. Tentukan pula film ini ingin ditujukan untuk siapa? Apakah anak-anak, remaja, atau dewasa? menentukan segmentasi penonton akan mempermudah kita membuat alur cerita yang menarik.

3. Membuat Sinopsis Film
Sinopsis adalah komponen yang harus ada dalam sebuah film. Semua film memerlukan sinopsis, tidak terkecuali film dokumenter. Tulislah sinopsis yang ringkas, padat, jelas, tepat sasaran dengan konflik yang jelas, dan ending yang bisa memberi kejutan bagi penonton.

4. Menulis Skenario
Setelah membuat sinopsis singkat, langkah selanjutnya adalah menulis skenario. Skenario ini bisa kamu tulis sendiri atau meminta orang lain (yang kompeten) untuk menuliskannya. Skenario harus ditulis seecara detail dan rinci. Dimana scene akan diambil (apakah diluar atau di dalam ruangan), bagaimana ekspresi dan gerak-gerik para pemain, serta penjelasan dilokasi mana mereka akan mengambil gambar.

5. Menyiapkan Alat-alat Teknis
Tentukan story board (alat perencanaan yang menggambarkan urutan kejadian berupa kumpulan gambar dalam sketsa sederhana), tentukan lokasi yang sesuai dengan skenario. Siapkan kru, lampu, kamera, setting, property, kostum, make up team, dll.

6. Tentukan Budget
Setelah menentukan semua alat teknis dan pemain yang kita inginkan, maka kita harus membuat anggaran agar tidak melebihi budget yang sudah kamu tentukan. seandainya anggaran melebihi budget mungkin kamu bisa menyiasati dengan “sewa” entah itu sewa kostum, properti atau alat sehingga biaya tidak terlampau membengkak.
7. Syuting dan Editing
Setelah ke enam komponen persiapan siap dan izin untuk pembuatan film sudah turun, maka kamu sudah bisa memulai proses syuting sesuai dengan skenario yang ada. Apabila proses syuting sudah selesai maka langkah selanjutnya adalah mengedit film berdasarkan urutan scene dalam skenario.

8. Review dan Revisi
Setelah melalui tahap editing bukan berarti film sudah jadi. Alangkah baiknya jika kamu meriviewhasil film yang sudah ada kemudian melakukan revisi apabila ada scene yang jelak dan tidak sesuai dengan skenario. Scene tersebut bisa kamu buang atau kamu ganti dengan yang baru.

9. Buat Promosi
Setelah semua proses pembuatan selesai, saatnya kamu mempromosikan film yang kamu buat dengan berbagai media. Bisa melalui web, blog, twitter, facebook, poster, trailer, dan media lain.

10. Masukkan dalam DVD
Setelah seluruh proses persiapan, pembuatan, dan revisi selesai. Kamu bisa memasukkan film tersebut dalam keping DVD untuk digandakan. Entah itu untuk keperluan pribadi atau promosi.

Setelah memahami kesepuluh proses dasar pembuatan film ini, saatnya kamu menciptakan filmmu sendiri. Mulailah untuk latihan menulis skenario terlebih dahulu .

inilah 10 Dasar dalam pembuatan film...
Bagi sahabat yang memang ingin langsung terjun...jangan khawatir...Seni Pemersatu Jiwa dan Humaniora Foundation membuka kesempatan buat kawula muda untuk ikut berperan/belajar ( menjadi crew ) didalam produksi film "Annemie In Buitengewesten" karya Eddie Karsito....GRATISSSS....!!!! 

Sunday 21 June 2015

Jangan Hanya Out Of Box Tapi Out Of Container

Ini merupakan filosofi yang saya dapatkan selama menjalin silaturahmi dengan Bapak Eddie karsito. Satu filosofi yang ditanamkan  untuk memotivasi kita adalah berpikirlah Out of The Box atau mungkin Out of Container, karena Box terlalu kecil untuk ukuran seorang Eddie Karsito…hehehehe…

"Berpikir "out of the box" memang sulit, bagaimana tidak? orang yg berfikir  "out of the box" harus "keluar" dari semua kebiasaannya. setelah itu, mereka mulai beradaptasi dengan pemikiran yang akan menghasilkan aktifitas "out of the box." Mereka akan menjadi kaum minoritas karena pemikirannya yang berbeda dari kebanyakan orang. sudah terbayang rasanya menjadi seperti itu. Tapi ketahuilah, orang yang berfikir "out of the box" lebih teruji mentalnya karena mereka berani keluar dari "zona aman"nya. "

Berapa hal yang perlu dimiliki untuk berpikir Out of The Box atau Out of Container
1. Keinginan untuk mengambil ide-ide baru berdasarkan perkembangan informasi
2. Fokus dan bertindak berdasarkan ide-ide yang dimiliki
3. Terbuka pada sesuatu yang berbeda dan melakukan sesuatu dengan cara yang berbeda
4. Berusaha menciptakan nilai dengan cara-cara baru
5. Menerima segala bentuk informasi yang menjadi dasar untuk berinovasi
6. Menghormati pihak lain ketika mereka mengungkapkan ide mereka


Intinya kita harus melihat dunia luar yang begitu luas, pandai melihat peluang. Jangan hanya berpatokan pada satu hal. Bagi yang masih berpikiran berpatok pada satu hal yang sama dengan orang lain itu ga jauh-jauh maknanya dengan katak dalam tempurung. Jika kita mau terbuka untuk melihat dunia luar kita akan mendapat banyak pengetahuan dan ilmu yang mungkin tidak kita dapatkan di bangku kuliah.

Catatan terpenting saya adalah, anak-anak yang sering dikatakan nakal bagi sebagian besar pasti akan menjadi sukses. Kenapa? Karena mereka adalah orang-orang yang berani mengambil resiko dan itu anyak terjadi diantara teman – teman saya. Bukan hasil yang menjadi orientasi utama, tetapi jalan yang dilalui untuk menjadi hasil yang bagus itu adalah pengajaran yang utama.

So, jangan takut untuk tampil "beda" kawan….! Tunjukkan kreatifitasmu, dan berfikirlah "out of the box" , kalau perlu “Out Of The Container “ tetapi tentunya tetep di landasi dengan ilmu yaa…!!!