Friday 29 May 2015

Berhenti Mengeluh ( LIFE IS PROCESS )

Ingatlah ketika Anda masih kecil, dan mencoba belajar berjalan.  saya yakin anda mengalami seperti ini:
Pertama Anda harus belajar untuk berdiri: sebuah proses yang melibatkan seluruh tubuh, jatuh lalu kembali berdiri. Anda kadang tertawa serta tersenyum, tapi dilain waktu anda menangis dan meringis karena sakit. Entah, seperti ada tekad dan keyakinan dalam diri Anda bahwa Anda akan berhasil, apa pun dan bagaimanapun. Anda punya motivasi dalam diri Anda
Setelah banyak berlatih akhirnya Anda mengerti bagaimana keseimbangan diri Anda, sebuah persyaratan untuk kejenjang berikutnya. Anda menikmatinya dan seolah-olah punya kekuatan baru, punya motivasi baru. Anda akan berdiri dimana Anda suka – di tempat Anda, di sofa, di pangkuan ibu Anda, Bapak anda, atau pun seseorang. Itu adalah waktu yang menggembirakan – Anda melakukannya! Anda dapat mengontrol diri Anda. Anda tersenyum dan tertawa lucu, puas akan keberhasilan Anda.  Sekarang – langkah berikutnya – berjalan. Anda melihat orang lain melakukannya – ini keliatannya tidak terlalu sulit – hanya memindahkan kaki Anda saat Anda berdiri, kan?

Salah – ternyata lebih kompleks daripada yang Anda bayangkan. Anda berurusan dengan rasa frustasi. Tapi Anda terus mencoba, mencoba lagi dan mencoba lagi dan lagi sampai Anda tahu bagaimana berjalan. Anda selalu ingin kedua tangan anda diberi pegangan saat berjalan.
Jika orang melihat Anda berjalan, mereka akan bertepuk tangan, mereka tertawa, mereka akan memberi semangat, “Ya Tuhan, lihatlah apa yang dia lakukan”. “Oh anakku sudah bisa berdiri”. “pandainya anakku, pintarnya anakku” dan lain-lain. Dorongan ini memicu Anda; dorongan itu menambah rasa percaya diri Anda. Dorongan itu memotivasi Anda

Namun meski begitu, Andapun mencoba berjalan saat tak ada yang melihat Anda, saat tak ada yang bersorak-sorai? Setiap peluang ada, Anda berlatih untuk berjalan.  Anda tidak bisa menunggu seseorang untuk memotivasi Anda untuk mengambil langkah-langkah berikutnya. Anda belajar bagaimana untuk memotivasi diri sendiri.
Jika kita bisa mengingat hal ini tentang diri kita di hari ini.
Ingat bahwa kita bisa melakukan apapun yang kita pikiran. Kita mampu mengatur jika kita mau dan bersedia melewati proses, seperti ketika kita belajar berdiri, seperti ketika kita belajar berjalan. Kita tidak perlu menunggu orang lain untuk memotivasi kita, kita perlu memotivasi diri kita sendiri.
Jika Anda sudah lupa bagaimana melakukan hal ini, atau merasa seperti beku, kaku dan gamang. Maka Anda membutuhkan motivasi, ambillah kembali perjalanan singkat dalam hidup Anda yang telah lewat – Lihatlah prestasi Anda, tidak peduli prestasi besar atau prestasi kecil – atau saat-saat dimana Anda bertemu dengan tantangan dan menemukan cara untuk berhasil. 

Ulanglah keberhasilan itu saat ini, saat anda menghadapi permasalahan yang sedang anda hadapi.Fokus pada semua hal yang Anda pikir Anda tidak bisa lakukan, kemudian lakukanlah. Lihatlah buah hati anda. Mereka tidak pernah menyerah. Dan mereka yakin serta percaya terhadap anda, bahwa anda mampu dan bisa.  Mereka percaya di dalam semua kehidupan Anda!
Sekarang Anda harus percaya pada diri Anda! Yakinkan pada hati Anda Bahwa Anda pasti bisa.

“Ingat, hari ini adalah hari terbaik dalam hidup Anda, milikilah masa depan yang indah, dengan membuat perubahan hari ini!

Monday 25 May 2015

Ray Sahetapy : Pendekatan Seni Peran Media Strategis Jati Diri

sumber : http://www.mediabintang.com/read-313-2014-01-22-ray-sahetapy--pendekatan-seni-peran-media-strategis-jati-diri.html#

mediabintang.com-Memudarnya wawasan kebangsaan, kata Ray Sahetapy, mengakibatkan kita kehilangan jatidiri dan hakekat kehidupan. Karenanya diperlukan re-evaluasi terhadap proses terbentuknya kebangsaan dan perubahan pembangunan karakter bangsa.

"Boleh jadi berbagai persoalan yang kita hadapi saat ini berawal dari kesalahan kita dalam menghayati dan menerapkan konsep awal kebangsaan. Karenanya, evaluasi sangat diperlukan dalam membentuk kebangsaan dan karakter," kata aktor kenamaan Ray Sahetapy, kepada sejumlah wartawan, saat memberikan testimoni terkait dengan penyelenggaraan 'Workshop Seni dan Film Keliling Indonesia'  yang diselenggarakan Karya Anak Bangsa, di Jakarta, Sabtu (18/01).

Tutur Ray lagi, pendidikan karakter bangsa melalui pendekatan seni peran yang tengah dikembangan Karya Anak Bangsa, merupakan media strategis dalam rangka penguatan jatidiri. Sebab upaya ini menurutnya, bukan saja mengajarkan pemahaman keaktoran bersifat teknis, melainkan mencakup berbagai aspek, meliputi; akhlaq mulia (budi pekerti), pengetahuan, keterampilan, kreatifitas, inovasi, dan kesiapan menjadi warga yang mandiri.

Sementara itu menurut aktor yang juga pembina Rumah Seni & Film Karya Anak Bangsa, Eddie Karsito, event yang mendapat dukungan positif dari PARFI, PWI Jaya Seksi Film dan Budaya, dan Dinas Pendidikan Kota Batam ini, harapannya, agar anak Indonesia dapat belajar tentang seni.

"Melalui kegiatan ini anak-anak Indonesia dapat belajar tentang seni, seperti Musik, Vokal, Tari, Seni Rupa, Teater, Fotografi, Teknik Industri Film (Sinematografi), Teknik Industri Pertelevisian (Broadcasting), Model, Presenter, Jurnalistik, dan lain-lain," ujar Eddie.

Proses sosialisasi kegiatan 'Workshop Seni dan Film Keliling Indonesia' Karya Anak Bangsa mulai dilakukan di tahun 2014 ini. tahap awal dilaksanakan di Zona Barat, diawali di Kota Batam. Melibatkan para siswa dan siswi SMP dan SMA se Kota Batam.

"Saat ini sudah bergabung para pelajar dari 80 sekolah di tingkat SMP dan SMA sederajat, yang jumlahnya sudah ratusan pelajar. Kami berharap animonya lebih banyak lagi, mengingat masih banyak sekolah-sekolah yang belum kami kunjungi," terang Eddie Karsito, Aktor dan Wartawan Senior, yang juga bertindak sebagai Direktur Pendidikan dan Pelatihan Karya Anak Bangsa.

Heru Aceel, Direktur Program Karya Anak Bangsa mengatakan, bergabungnya para senior seni, menjadi Penasehat dan Instruktur Workshop Seni dan Film Keliling Indonesia ini dapat memberi pencerahan pada anak-anak yang mengikuti event ini.

"Mereka akan memberi pencerahan dan mentransformasikan berbagai pengalaman dan ilmunya. Melalui proses berkesenian ini kami mengharapkan aanak-anak dapat lebih mengembangkan kecerdasan intelektualnya, kecerdasan emosional, kecerdasan kreativitas, dan kecerdasan spiritual secara multi-intelegensi," ujarnya.


Kegiatan ini juga akan diadakan di kota-kota lain di seluruh Indonesia, seperti di Medan, Padang, Palembang, Lampung, Jakarta, Bandung, Banten, Semarang, Yogyakarta, Surabaya, Banyuwangi, Kalimantan, Makassar, dan kota-kota lainnya.

Thursday 21 May 2015

Penghargaan Anak Bangsa Berkepribadian Pembangunan ( Rumah Singgah Bunda Lenny )

Sumber : Galamedia
Soreang. 
Rumah Singgah Bunda Lenny Humaniora Foundation beserta pasangan pendirinya, Lenny Susanti (almarhumah) dan Eddie Karsito, menerima penghargaan "Anak Bangsa Berkepribadian Pembangunan" dari Yayasan Pendukung Karir dan Prestasi dan Menteri Negara Koperasi Usaha Kecil dan Menengah RI di Hotel Kartika Chandra Jakarta,

"Penghargaan ini bukan tujuan. Tujuan kami melayani. Semoga penghargaan ini menjadi dorongan agar kami tetap rendah hati, sederhana, bersahaja, dan mendapat keberkahan dari Allah SWT," ujar Lee Sandie Tjin Kwang, mewakili kedua orangtuanya.

Di Rumah Singgah Bunda Lenny Humaniora Foundation, Lee Sandie Tjin Kwang, bertindak sebagai Ketua Bidang Pelayanan Sosial. Menurut remaja yang akrab disapa Sansan ini, saat ini tercatat lebih dari 500 orang warga binaan meliputi; pemulung, janda lansia, buruh galian, pedagang keliling, pengamen, pekerja lepas, siswa SD kurang mampu dan anak yatim. Terbagi di dua Pos Pelayanan Cibubur Bekasi, dan di Jl. Padi Endah 29 Blok S No.14 Perumahan Baleendah Permai Bandung.

Terkait dengan sumber pendanaan, terang Sansan, lembaga yang dikelolanya ini belum pernah mendapat sumbangan dalam bentuk apa pun dari pemerintah.

"Kami belum pernah dapat sumbangan dari pemerintah. Sumbangan langsung kami dapatkan dari masyarakat yang mengerti dan peduli terhadap usaha-usaha yang dilakukan rumah singgah," terang Sansan.

Humaniora Foundation adalah sebuah lembaga nirlaba yang didirikan para artis, seniman dan pemerhati sosial. Sejak tiga tahun silam yayasan ini kemudian mendirikan Rumah Singgah Bunda Lenny.

"Nama rumah singgah Bunda Lenny ini sebagai penghormatan dan penghargaan kami kepada salah satu pendiri yayasan, yaitu bunda Lenny Susanti yang kini sudah tiada," terang Sansan.

Melalui aksi sosial "Misi Kemanusiaan Universal – Barang Bekas Menolong Sesama" Rumah Singgah Bunda Lenny Humaniora Foundation secara rutin mengumpulkan sumbangan barang bekas dari masyarakat dan barang milik artis. Sumbangan tersebut langsung disumbangkan dan sebagian dijual.

"Dari hasil penjualan, dananya disalurkan untuk diberikan kepada para dhu'afa, fakir miskin, anak yatim, piatu, janda lanjut usia, dan pemulung," papar Sansan.

Rumah Singgah Bunda Lenny Humaniora Foundation juga membimbing ratusan siswa, pelajar mahasiswa, anak-anak dan remaja putus sekolah yang dididik informal melalui pendekatan seni peran dan budi pekerti secara gratis.
   

Wednesday 20 May 2015

MUGIYONO KASIDO – MASTER TARI DUNIA

Pemecah Rekor MURI (Museum Rekor Indonesia) Menari 36 Jam Nonstop Tahun 2011. Dikenal melalui sejumlah karyanya berupa pertunjukan tari, baik sebagai penari maupun koreografer yang dipentaskan di berbagai kota di Indonesia dan mancanegara.

INGIN MENGHADIRKANNYA UNTUK PUBLIK SENI DI KOTA KISARAN DALAM SEBUAH APRESIASI SENI & BUDAYA

https://www.youtube.com/watch?v=eeKp2w2uZ2Y&spfreload=1



Mugiyono Kasido lahir di Klaten, Jawa Tengah pada tahun 1967 dari keluarga dalang. Sejak kecil, Mugi telah bergaul akrab dengan dunia pertunjukan dan mulai menari sejak pada usia 8 tahun, dengan dasar tari Jawa klasik. Ia memulai pendidikan formal dibidang seni tari di Sekolah Menengah Karawitan Indonesia (SMKI) Surakarta yang diselesaikannya pada 1988 kemudian melanjutkan ke Sekolah Tinggi Seni (STSI) Surakarta, lulus 1993. Dalam perjalanan karirnya, ia belajar banyak dari maestro tari seperti R. Ng. Rono Suripto dari Keraton Mangkunegaran Surakarta (1988-1990), Suprapto Suryodharmo di Padepokan Lemah Putih Surakarta (1994-1996), dan juga Sardono W. Kusumo sejak 1994.

Memulai karir sebagai koreografer pada 1992, dengan melahirkan karya tari Mati Suri yang dipentaskan di Keraton Mangkunegaran Surakarta. Tarian ini meraih Tropi Mangkunegara IX Keraton Surakarta sebagai Penyaji Terbaik Tari Kontemporer. Karya-karyanya juga dipentaskan di sejumlah festival di berbagai negara seperti, Lincoln Center Festival (Amerika Serikat), Kunsten Festival des Arts (Belgia), Goteborg Festival (Swedia), Adelaide Festival (Australia), Hong Kong Arts Festival, In Transit Festival (Jerman), Dancas na Cidade (Portugal), dan Asian Contemporary Dance Now (Jepang).

Dalam beberapa kesempatan, ia diundang mengajar workshop di sejumlah negara seperti di Jepang, Taiwan, Luang Prabang, Inggris, Portugal, Australia, Hong Kong, Amerika, maupun di Indonesia. Ia juga terlibat dalam proyek kolaborasi, antara lain program SOME SHINE (Jerman, Inggris, Israel dan Indonesia), OR LOCAL (Indonesia, Inggris, Belanda, dan Jerman) serta MASKS DANCE SYMBIOSA PROJECT (Indonesia dan Thailand). Kerja kolaborasi tersebut kemudian memunculkan kerja sama dengan seniman lain dari berbagai negara, seperti Denisa Reyes (Filipina), Ramli Ibrahim, Arif Waran Saharudin (Malaysia), Waguri, Masato, Osamu Jareo, Kotta Yamazaki (Jepang), Daniel Yeung (Hongkong), Ria Haggler (Belanda), Lane Savadove, Polly Motley (Amerika Serikat), Koffi Koko (Perancis) dan lain sebagainya.

Goresan 20 Mei 2015

Apalah tanda batang putat
Batang putat bersegi buahnya
Apalah tanda orang beradat
Orang beradat tinggi marwahnya

Bahagianya hati ini, kami yang terlahir dan besar di tanah Asahan ( Tanah Melayu Beragam Suku ). Membuat proses tumbuh-kembang pribadi kita menjadi kuat, menjadi pribadi pemuda yang kokoh dan senantiasa ingin belajar dan memperbaiki diri untuk menjadi generasi baru, yang nantinya akan meneruskan tampuk kepemimpinan Bangsa.

Tidak sedang menyombongkan diri, atau melebihkan eksistensi anak-anak Asahan. Tetapi memang demikianlah adanya, kami tumbuh dan berkembang bersama di kehidupan  yang telah ter-metamorfosa di dalam adat yang menjadi warna indah dalam keseharian kami dalam keBhineka Tunggal Ika an
Sampai kapan-pun, selama masih ada para pemuda - pemudi yang mencintai budayanya dan menjalani hidup berdasarkan hukum dan kaidah yang ada, Maka selama itu pula tanah Asahan ini akan terjaga ketentramannya. .

Jika kita tidak bergalah
Jangan takut membentang kajang
Jika kita tidak bersalah
Jangan takut ditentang orang


Memang, kami senantiasa dinasihati oleh orangtua kami untuk senantiasa berbuat baik tanpa mengharap imbal jasa. Itu pun telah kami lakukan sedemikian rupa dalam kehidupan kami sehari-hari. Tetapi hal itu tentunya tidak dapat dijadikan alasan agar kami hanya berdiam diri, tanpa berikhtiar.


Para generasi penerus seperti kami harus digarap dan dipersiapkan sejak saat ini, agar kelak benar-benar mampu tampil sebagai putra-putri pemimin Bangsa yang handal dan mampu memenuhi harapan masa depan masyarakat. Pemberdayaan pemuda perlu dilakukan dengan berbagai cara dan di berbagai sektor pembangunan, agar mereka dapat tumbuh dan berkembang dengan sehat dan cerdas. Sehingga kelak dapat menjadi tokoh-tokoh masyarakat, pelaku bisnis dan dunia kerja yang berdaya saing tinggi, serta jujur dan mandiri, untuk dapat membawa Bangsa ke arah kejayaan. Bukan ke arah keterpurukan.

Adalah tugas bersama pemerintah dan masyarakat untuk membina dan memberdayakan pemuda sejak saat ini. Tidak hanya melalui lembaga pendidikan formal, tetapi juga lembaga pendidikan non formal. Tidak hanya melalui keluarga, tetapi juga melalui lembaga-lembaga sosial kemasyarakatan dan kepemudaan yang ada.

Jangan salahkan pemuda yang tidak siap menghadapi masa depan, jika kita tidak pernah membina dan memberdayakan mereka secara maksimal.


Jangan salahkan pemuda jika kelak mereka tidak siap memimpin Bangsa dengan cara yang benar, jika kita tidak memberi contoh yang baik dan mempersiapkan serta memberi kesempatan pada mereka untuk belajar memimpin sejak sekarang. Semoga melalui peringatan Hari Kebangkitan Nasional tahun ini, semangat kebangkitan Budaya Asahan akan senantiasa terjaga, yaitu semangat membangun negeri dengan cara yang baik dan benar, cara yang santun dan beradab.

Monday 18 May 2015

MENUJU KEMANUSIAAN SEJATI; MEMANUSIAKAN MANUSIA

Manusia adalah makhluk yang memikul amanah. Mengemban tugas-tugas keagamaan (tertib). Mengenali bumi, menguasainya, dan kemudian memanfaatkannya dengan inisiatif moral insani, untuk menciptakan tatanan dunia yang baik. Dan para Rasul Tuhan telah meninggalkan warisan rohani agung, yang telah menaungi dunia dan memberi arah kepada kebudayaan dunia, yaitu budaya yang rahmatan lil’alamiin.
Warisan rohani yang agung (akhlaqul kariim) inilah, sebenarnya kebudayaan universal yang telah dimiliki bangsa Asahan selama ratusan tahun, ingin kami representasikan kembali melalui gerakan budaya yang kami sebut “KENALKAN BUDAYA ASAHAN PADA DUNIA.”
Sementara rencana produksi film “Annemie in Buitengewesten” hanya menjadi salah satu titian untuk menginspirasi dan memotivasi sahabat muda Asahan, di mana proses produksi film ini menjadi sarana edukasi bagi mereka dalam rangka peningkatan kompetensi, khususnya di bidang seni dan industri kreatif.
Dengan demikian terbukalah ruang bagi kita untuk secara aktif dan kreatif melakukan kegiatan budaya ini dengan tetap berpegang pada ‘tali Allah’ -- tidak terlepas dari substansi agama. Kemudian menempatkan fungsi agama sebagai “agen perubahan” (social change) menuju kemanusiaan sejati; memanusiakan manusia (humaniora).
Oleh karena itu, kami menghaturkan terima kasih kepada keluarga besar, anggota, pengurus dan seluruh unsur Pimpinan Daerah (PD) Muhammadiyah, khususnya adik-adikku para intelektual muda, cendekiawan muslim, yang tergabung dalam Ikatan Pelajar Muhammadiyah (IPM) Kisaran Asahan Sumatera Utara, yang telah mendedikasikan diri untuk kemajuan ranah budaya kita dalam bentuk Seminar Nasional “KENALKAN BUDAYA ASAHAN PADA DUNIA.” Berlangsung di Aula Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi ( STIE ) Muhammdiyah Kisaran, Jum’at 1 Mei 2015.
Seminar dibuka oleh Ketua PD Muhammadiyah Asahan, Sutrisno S.Sos dan ditutup oleh Ketua PC Muhammadiyah Kisaran Timur, Drs.Mukhtasar Mpd. Menampilkan tiga pembicara; Muhammad Syafii Pasaribu (Serambi Islam Institute), Asrial Mirza (Ketua Komunitas Seni Pemersatu Jiwa), dan Eddie Karsito (Ketua & Pendiri Humaniora Foundation). Bertindak sebagai Moderator Affandi Rosyidi.

bersama kita bisa – Indonesia kreatif rahmatan lil’alamiin
salam seni pemersatu jiwa _ By. Eddie Karsito

Sunday 17 May 2015

LIFE IS PROCESS

Oleh: Syaripudin Zuhri

Tak ada kata menyerah dalam belajar dan berkarya. Tak ada kata putus asa untuk belajar sesuatu yang baru. Tak ada kata mundur untuk mencapai kemajuan. Terus bergerak dan berusaha sebisa mungkin, maju terus pantang mundur! Ayo bangkitlah!
Betapa banyak orang yang biasa-biasa saja pada awalnya, tapi karena semangatnya tinggi dan terus berusaha dan berjuangan menggapai apa yang dicita-citakan, pada akhirnya kesuksesan diraihnya. Apapun kata orang, bukan halangan untuk maju. Apapun pendapat orang, bukan batu sandungan yang mesti ditakuti. Apapun caci maki, hinaan orang atau mungkin ” dikecilkan ” atau ” disalahartikan ” bukan hantu yang menakutkan. Maju terus dan jangan menyerah!
Kerikil-kerikil tajam atau duri-duri yang berserakan sepanjang jalan kalau memang itu ada dihadapanmu, jangan mundur! Kalau perlu berdarah-darah dan terluka, jangan takut. Darah dan luka adalah asam garam kehidupan. Ayo bangkit terus dan bergerak maju.
Bekerja, berkarya dan berusaha dalam menempuh hidup dan kehidupan di mana saja adalah sama, akan ditemukan kesulitan, hambatan, rintangan, ujian, cobaan yang tida henti-hentinya, semakin tinggi karyamu dan usahamu, biasanya kesulitan, hambatan, rintangan, ujian, cobaannya juga semakin tinggi.
Ibarat pohon yang semakin tinggi, angin yang menghempasnya juga semakin kencang, bahkan bukan angin, namun sudah menjadi badai! Bila akarnya tidak kokoh dan kuat, maka pohon itu akan terhempas badai, patah, tumbang dan hencur berantakan.
Akar yang kokoh dan kuat itu adalah iman, energi  iman akan membuat kokoh dan kuatnya seseorang dalam menghadapi berbagai macam cobaan dan ujian hidup. Iman yang kokoh dan kuat ibarat batu karang ditengah hempasan badai laut yang ganas, dia akan tetap berdiri, tak bergeser seincipun!
Bukan akhir perjalanan yang penting, jadi apapun kamu bukan masalah, tapi proses dalam perjalanan itu yang penting. Jangan menyerah dalam perjalanan, betapapun sulit dan melelahkan perjalanan tersebut. Tiada kesuksesan bila kamu tetap diam dan pasif, tidak melangkah dan tidak bergerak.
Yang sudah berjalan jauhpun belum tentu sampai ke tempat tujuan, apa lagi yang tidak pernah berjalan, tidak pernah bergerak. Hidup penuh dengan tantangan, ujian dan cobaa! Emas berlian yang dipakai dalam mahkota para raja dan ratu, mulanya adalah bongkahan, yang kemudian digosok, diasah, dibakar, dipanaskan dan sebagainya.
Coba lihat genteng yang di atas rumah, itu awalnya adalah tanah yang injak-injak manusia kebanyakan, lalau mengapa bisa di atas? Genteng yang di atas rmah sudah mengalami cobaan, ujian, rintangan, hambatan dan lain sebagainya. Lihat saja bagimana tanah sebelaum menjadi genteng.
Tanah itu dicangkul, diinjak-injak, diaduk-iaduk dengan air, dibanting-banting, dicetak, lalu di bakar, setelah itu dijemur. Masih belum selesai, dibawa ke matrial, diperjualbelikan, dan ketika akan naik ke atas setelah mengalami berbagai macam tahap, masih ada yang pecah saat di lemparkan ke atas, saat dijemur retak-retak, saat diangkut dan bergesekan dengan sesama genteng. Jadi “memang tidak semua genteng bisa sampai ke atas rumah! Hanya genteng yang sudah teruji yang bisa sampai ke atas!”
Begitu juga manusia, untuk sampai di puncak atau di atas, maka yang tak tahan menghadapi berbagai macam hambatang, rintangan, ujian, cobaan, hinaan, caci maki, sumpah serapah dan seterusnya ya akan tetap di bawah dan atak akan pernah sukses, sukses dalam arti sempit maupun sukses dalm arti luas. Pilihannya sekarang, apakah ingin menjadi manusia sukses? Jika jawabannya “iya”, maka harus siap menghadapi berbagai macam cobaan, ujian ataupun hinaan. Tak ada jalan kesuksesan semulus jalan tol! Jalan tol saja masih ada kelokannya, masih bisa macet, bahkan bisa macet total.
Dan ibarat di jalan tolpun, yang jalan sudah begitu mulus, kecelakaan yang menimbulkan tabrakan maut tak kurang-kurangnya. Jadi di manapun perjalanan kehidupan ada saja rintangannya, ada saja hambatannya, ada saja ujiannnya, ada saja hinaannya, ada saja orang-orang yang tak suka, iri hati, dengki dan lain sebagainya. Kebanyakan manusia memang seringkali, ini sering saya ungkapkan, senang melihat orang susah, dan susah melihat orang senang! Itu karena banyaknya penyakit hati yang ada di dalam diri manusia.
Bila ada orang sukses,  bukannya senang, tapi susah dan mengunjingkannnya, bukannya ikut senang dan mendorongnya untuk tetap maju dan berusaha terus dalam karya. Begitulah kebanyakan manusia, coba saja lihat, jika ada berita buruk lebih banyak dibaca di media cetak atau media elektronik. Namun bila ada berita baik mengenai seseorang, berita tersebut tak dibaca.

Saturday 16 May 2015

Seni adalah Doa

disadur dari http://www.matakubesar.com/2015/03/seni-adalah-doa.html
Foto: Imatakubesar

Di sudut halaman Kang Tisna Sanjaya yang hijau, terdapat plastik-plastik besar bening diisi udara sehingga masing-masing membentuk balon.  Semua disusun, digantung-gantung di besi tower,setiap balon plastik bening itu ada tulisan singkat, diantaranya,”Seni adalah Doa”, “Agama adalah helaan Nafas”, “Yang Maha Suci”, “Yang Maha Penyayang”, dan banyak lagi.  Kata Kang Tisna, udara-udara yang memenuhi balon plastik ini berisi hembusan doa-doa dari orang-orang.  Performingnya dilakukan di Singapura beberapa minggu yang lalu, ikatannya dibuka dan udara doa ini pun akan terbang dan dibebaskan ke langit secara bersamaan.  Diharapkan doa-doa ini akan menyebar dan sampai pada Zat-nya.  Ini sebuah proses spiritual simbolik keprihatinan Kang Tisna pada kejadian beberapa bulan lalu tentang penembakan pada pimpinan redaksi Charlie Hebdo.  Dia menjelaskan, bahwa dia tidak setuju tindakan kekerasan yang selalu mengatas namakan agama, begitupun dengan Charlie Hebdo yang kerap melakukan lelucon dan mengusik kepercayaan sebuah agama.  Menurutnya, kedua nya salah, pihak Charlie Hebdo melecehkan setiap kepercayaan tapi bukan berarti tindakan menegur dengan kekerasan bisa dibenarkan.

Saya kembali berfikir ulang tentang “seni adalah doa” ini, tingkat kedekatannya dari mana.  Akhirnya, coba-coba browsing tentang arti seni dan arti doa dan proses spitualnya seperti apa.  Bagaimana orang memperlakuan doa maupun seni dalam kehidupan sehari-harinya.  Penyambung kata “adalah” diantara seni dan doa, bukan seni atau doa, keduanya tidak ada pilihan, tapi keduanya menjadi satu jiwa, satu tindakan, satu rasa, satu kehidupan. 

Foto: Imatakubesar

Seni asal kata dari kata sani (Sanskerta) yang berarti pemujaan, persembahan dan pelayanan.   Seni, lahir dari kesungguhan.  Sebuah karya lahir dari refleksi dan merangkum keadaan yang terjadi di sekitarnya lalu muncul menjadi sebuah bentuk yang memberi sebuah pesan, cerita maupun berita.  Dalam bentuk karya ini ada harapan dan suara yang ditebarkan ke bumi, seperti benih-benih yang ditanamkan pada ladang.  Seni lahir dari cinta, ia mengirim pesan dan mengikat ingatan.  Melalui seni, kita bisa memahami kehidupan, meluaskan sudut pandang, mampu menghimpun kebaikan juga kejahatan.  Karena seni menyatukan energi yang sama.  Seni adalah hati, dapat merangkul, memahami, merangkum, meramu kegelisahan sekelompok manusia lalu membungkus dan menyatukan energi.  Seni seperti untaian doa, ia keluar dari setiap “rumah-rumah” manusia dan membentuk semesta. 
Dalam Islam, doa adalah memohon, sebuah permintaan langsung kepada Allah agar diberikan kebaikan, keberkahan, kemudahan, kesehatan, jalan keluar dari kesulitan dan lain-lain.  Bisa berarti pengharapan dan perubahan kearah lebih baik. Doa, lahir dari kesungguhan diri manusia, pemeliharaan dan penghargaan agar bisa berkolaborasi dengan semesta membentuk sebuah kehidupan. 

Seni adalah Doa.  Doa adalah Seni.  Dalam seni ada proses hidup, refleksi, harapan dan kesungguhan, dalam doa pun ada proses, refleksi, lalu muncul harapan diri pada kebaikan. Ketika doa mengalir, disana manusia berada dalam titik sadar ada kekuatan diatas kekuatan, bahwa kekuatan manusia ada zat penentu. Melalui seni ada komunikasi antar diri dan lingkungannya, melepaskan semua batas untuk mencapai sebuah harapan yang menyebar dan menular.  Seni dan doa lahir dari kesungguhan, kesungguhan adalah cinta, cinta dapat menjadi fondasi dan menumbuhkan karakter.  Cinta tentulah mestinya menebarkan benih dan melahirkan sesuatu yang baik, menumbuhkan kehidupan dan kebahagiaan dari kesungguhan dalam menjalankan setiap dentingnya. 

Dalam karya Kang Tisna ini, melahirkan simbol kesederhanaan namun tangguh dan mengikat harapan.  Karyanya seperti merangkum jejak waktu dan perjalanan yang menjadi fondasi tumbuh kuat, lalu menyebar sari-sari harapan bermuara dari hati dan pikiran. 

Sumber:

http://www.alquran-syaamil.com/2013/11/arti-dan-kekuatan-doa-menurut-islam.html 

HUMANIORA The Art of stage and Broadcasting "Di Tengah Situasi 'Serba Uang' Kami Melakukan Sesuatu Dengan 'Cinta' "





27 Januari 2010
Jurnalnet.com: Industri perfilman dan pertelevisian menjadi sihir baru bagi masyarakat. Masyarakat pun tak sekedar menjadi ‘penikmat’ suguhan hiburan. Melainkan coba-coba terjun menjadi praktisi; entah sebagai cukong (produser), kreator (crew) atau menjadi bintangnya. Tetapi tak dapat diingkari, bahwa animo terbesar masyarakat adalah ingin menjadi bintang. Lahirlah para artis pendatang baru dengan berbagai performa-nya.

Dunia seni peran pun semakin sederhana, unik dan kompleks. Seni peran menjadi bagian dari bisnis industri hiburan. Menjadi lapangan pekerjaan yang diminati banyak orang. Rumah-Rumah Produksi (production house) setiap hari didatangi orang-orang yang melamar (casting) ingin jadi artis. Bisa puluhan dan ratusan orang jumlahnya.

Tetapi tak semua orang menguasai liku-liku pekerjaan ini. Tidak sedikit orang yang datang melamar jadi artis karena ingin coba-coba. Karena sifatnya yang coba-coba umumnya mereka kurang siap. Terlebih para calon artis yang umumnya masyarakat asal daerah. Mereka tidak cukup wawasan dan pengetahuan tentang industri perfilman dan pertelevisian ini.
 Keadaan inilah yang direspon Humaniora Foundation untuk men
yelenggarakan pendidikan akting dan manajemen industri perfilman dan pertelevisian. ”Kami ingin memberikan gambaran tentang peta industri film dan televisi, manajemen produksi, pemahaman tentang dasar-dasar akting dan manfaat seni peran secara gratis,” terang Eddie Karsito, pimpinan sekaligus pendiri Humaniora The Art of Stage and Broadcasting, saat ditemui di sanggarnya.

Di saat orang-orang mengomersialkan seni peran dengan tarif jutaan rupiah, sanggar Humaniora justru melayani mereka yang ingin terjun ke industri hiburan ini secara gratis. Apa yang melatar-belakangi? ”Banyak orang ingin belajar dan menekuni bidang ini. Tetapi tak semua orang memiliki kemampuan finansial untuk itu. Di tengah situasi ‘serba uang’ justru kami melakukan sesuatu dengan ‘cinta.’ Artinya ini semangat berbagi. Kami membuka kesempatan kepada siapa saja yang ingin belajar tanpa dipungut biaya, alias 100% gratis,” kata wartawan yang juga aktor peraih penghargaan Pemeran Pembantu Pria Terpuji Festival Film Bandung (FFB) 2008 ini.
Upaya ini, lanjut Eddie, sejalan dengan misi dan visi yayasan; menolong sesama, membantu yang kurang mampu, mendidik yang tidak mampu dan mengajak individu yang mampu untuk saling berbagi. “Mewadahi berbagai kreatifitas yang didasarkan pada proses spiritualisasi keindahan, untuk kemanusiaan, kemuliaan dan keagungan. Misinya adalah kemanusiaan universal (rahmatan lil’alamiin),” ungkapnya.
Di Humaniora Foundation ini bergabung sejumlah tokoh dan pakar lintas profesi. Ada sastrawan, penulis cerita film, sutradara, aktor, aktris, penari, pesulap, pelukis, penyanyi, musisi, wartawan, fotografer, disainer grafis, guru dan lainnya. Mereka diantaranya, Yati Surachman (Aktris ), Dorman Borisman (aktor), Diding Boneng (Aktor), Dwi Sasono (Aktor), Ucup Jaka (Aktor), Ananda George (Aktor), Bambang Irawan (Sutradara), Monowangsa (Sutradara), Hany Mustofa (Sutradara), Suroso MYS (Sutradara), Putra Gara (Novelis dan Penulis Skenario), Fajar Darmanto (Design Grafic), Imam Sabaryanto (Musisi), Sabyra Nasution (Musisi), Muhammad Idris (Pelukis), Edy Bogel (Fotografer), Andi Purnama (penyiar) dan lainnya.
Humaniora The Art of Stage and Broadcasting sudah melahirkan banyak sineas yang kini menempati posisi penting di industri perfilman dan pertelevisian di tanah air. Baik sebagai aktor, aktris, penyanyi, musisi, penulis skenario, sutradara dan praktisi pertelevisian. Sebagian yang lain ada juga yang menjadi wartawan media cetak, radio dan televisi, pembawa acara, presenter dan pembaca berita televisi (penyiar).

Masyarakat yang berminat dapat datang langsung ke Humaniora Foundation di Jl. Melati Raya BS. 39 No. 32 Perumahan Kranggan Permai Jatisampurna Bekasi 17433 Phone 021.84593873 – 021.8440753 Fax 021.84593873 dan Rumah Singgah Bunda Lenny, Jl. Padi Endah 29 Blok S No.14 Perumahan Baleendah Permai Bandung 14753 Phone 022.91706993.(*)

[edi karsito, Bandung]

Friday 15 May 2015

Jangan pernah berhenti bermimpi, karna hidup berawal dari mimpi..

aku adalah seorang pemimpi, pemimpi ulung, aku punya banyak impian dari yang buruk, yang indah, sampai terlampau indah, bahkan mimpi yang mungkin tak akan bisa tercapai,

tapi terkadang bila mimpi itu tak bisa ku capai, aku terpuruk, sedih...dan menangis...
mimpi indah itu menjadi mimpi buruk yang siap menggerogoti seluruh sifat optimisku, aku mengadu pada yang diatas, dan Dia mendengarku, Dia memberikan penyadaran padaku,


bahwa mimpi itu ada bukan untuk ditangisi, mimpi itu ada untuk menjadi bekal pembelajaran kita, belajar mengerti akan keindahan, belajar berusaha  meraih keindahan itu, dan belajar untuk menjadikan mimpi itu sebagai bekal untuk menghadapi kenyataan, bahkan mimpi buruk sekalipun akan mengandung hikmah, mimpi buruk akan membuat kita belajar untuk waspada, mimpi buruk akan membuat kita sadar bahwa dunia ini ternyata masih terlalu indah dan masih bisa kita rindukan, dan membuat tersenyum dan bernafas lega saat kita terbangun..

guys... jangan pernah berhenti untuk bermimpi karna mimpi itu ada untuk membuat kita tersenyum dan belajar, bukankah para pendahulu kita berhasil membuat dunia ini indah karna karna mimpi-mimpi mereka, klo bukan karna wright bersaudara bermimpi untuk terbang, sampai sekarang mungkin kita tak akan pernah percaya bahwa kita mampu untuk terbang, melewati birunya langit dan melihat indahnya dunia dari atas ketinggian,  dan klo alexander graham bell tidak bermimpi untuk membuat semua orang dapat berkomunikasi dari arah yang jauh sekalipun, mana mungkin sekarang kita bisa hidup seperti ini, semuanya berawal dari mimpi guys, dan kita harus pintar-pintar memilah-milah dan belajar dari mimpi itu, kita tak perlu terpuruk karna mimpi, sebab mimpi itu adalahanugerah yang diberikan Tuhan untuk kita,

tapi perlu diingat juga, jangan juga sepenuhnya terjebak dalam alam mimpi, karna kita hidup bukan di dunia mimpi, tapi di dunia yang real, kenyataan yang mesti kita hadapi, kenyataan yang kejam namun perlu kita rindukan, kenyataan yang pahit namun dapat membuat kitamenjadi pribadi yang kuat dan semakin kuat,


BE POSITIVE THINKING