Wednesday 27 January 2016

Tari Serampang 12 Sergai Raih Rekor MURI

Pelaksana Tugas (Plt) Gubernur Sumatera Utara (Sumut), Ir H Tengku Erry Nuradi MSi mengapresiasikan Pemerintah Kabupaten Serdang Bedagai (Sergai) yang telah melaksanakan pagelaran Tari Serampang 12 yang diikuti 4.320 siswa-siswi se-Sergai. Tarian Serampang 12 yang dilaksanakan Sergai memecahkan Rekor MURI yang sebelumnya diraih Kota Medan tahun 2009.
"Kita beri apresiasi yang tinggi kepada Pemerintàh Kabupaten serdang Bedagai dan seluruh stakeholder yang telah menyelenggarakan pagelaran Tari Serampang 12 dengan penari terbanyak dan telh memecahkan Rekor MURIi," kata Erry Nuradi saat menghadiri acara Pagelaran Tari Serampang 12 dalam rangka HUT Kabupaten Serdang Bedagai ke 12, Rabu (6/01), di Lapangan Sepakbola Batang Terap Kecamatan Perbaungan Kabupaten Serdang Bedagai.
Turut hadir pada acara tersebut Ketua dan anggota DPRD Kabupaten Serdang Bedagai dan unsur FKPD Kabupaten serdang bedagai, Kepala Dinas Pariwisata Sumut Elisa Marbun, para kepala SKPD kabupaten Sedang Bedagai, tokoh masyarakat Ir Soekirman, koordinator Sumut USAID Prioritas dan anggota, tim penilai Muri Osman Semesta Susilo dan para siswa-siswi dari 17 kecamatan di Kabupaten Serdang Bedagai.
Menurut Erry, kegiatan pagelaran Tari Serampang 12 dalam rangka HUT ke 12 Kabupaten Serdang Bedagai bukan hanya sekedar pertunjukkan seni tari dan budaya, juga meriah Rekor MURI, melainkan memiliki makna luas untuk menanamkan rasa kecintaan masyarakat khususnya generasi muda terhadap budaya bangsa yang maha karya sekaligus dapat menumbuhkan semangat melestarikan dan membangun budaya bangsa sebagai bangsa yang berkarakter.
Pada kesempatan itu, Erry menghimbau kepada seluruh masyarakat Serdang Bedagai, untuk lebih meningkatkan kualitas sumber daya manusia (SDM). Karena saat ini masyarakat dihadapakan pada era masyarakat ekonomi ASEAN (MEA), agar bisa bersaing dengan negara lain.
"Tentunya masyarakat harus bsrkualitas dan innovatif. Jangan sampai kita hanya jadi penonton di negeri sendiri, melainkan harus bisa menjadi pemain," ujar Erry.
Erry juga berpesan kepada Pemerintah Kabupaten Serdang Bedagai untuk terus melestarikan adat budaya lokal yang merupakan warisan kekayaan bangsa. Dia berpesan, agar pada hari Jumat, para siswa-siswi mamakai pakaian tradisional Sergai, yakni teluk belanga, sebagai bentuk kecintaan umtuk melestarikan adat budaya lokal.
Sementara itu, Pj Bupati Serdang Bedagai, Ir Alwin Sitorus MSi mengajak seluruh masyarakat, agar pagelaran tari serampang 12 yang dilaksanakan tahun 2016 ini sebagai momentum terbaik pembinaan seni budaya dan pendidikan yang dapat menumbuhkan rasa memiliki masyarakat terhadap Kabupaten Sergai serta Tari Serampang 12.
"Melalui pentas ini diharapkan kita akan semakin mengetahui sekaligus memahami ragam budaya Sergai terkhusus Tari Serampang 12 yang diciptakan asli putra Serdang Bedagai yang telah meluas ke seluruh wilayah dan telah menjadi warisan budaya nasional," sebutnya.
http://www.ceritamedan.com/2016/01/tari-serampang-12-sergai-raih-rekor-muri.html

Tuesday 19 January 2016

Air Terjun Ponot (Keindahan Alam Asahan)

Kabupaten Asahan dikenal atas sungai Asahan yang mengalir jauh hingga ke Selat Malaka. Dimana salah satu asal aliran Sungai Asahan tersebut berasal Air Terjun Ponot. Air terjun adalah aliran air yang jatuh dari ketinggian menuju dasar sungai membentuk seperti kolam.
Mengunjungi tempat pemandian Air Terjun Ponot bisa menjadi salah satu alternatif mengisi liburan. Objek wisata yang terletak di Desa Tangga, Kecamatan Aek Song-Songan, Sumatera Utara ini menawarkan pemandangan yang masih sangat asri. Hutan hijau dan air mengalir dari ketinggian 250 meter melewati celah bebatuan besar menciptakan kesejukan di bawah permukaan air.
Selain menjadi objek wisata, air terjun ini juga dimanfaatkan sebagai generator utama pembangkit listrik Kabupaten Asahan. Derasnya air yang jatuh ke dasar sungai akan terasa menyegarkan meskipun terik membakar hari. Berbeda dengan air terjun pada umumnya, air terjun ini memiliki tiga tingkatan sebelum akhirnya jatuh ke dasar air. Hal tersebut menjadi pelengkap keindahan Air Terjun Ponot. Fasilitas yang terdapat di tempat ini belum terlalu banyak, hanya ada beberapa penjual tenda yang menyediakan makanan dan pakaian ganti bagi Anda yang tidak membawa pakaian ganti.

Untuk mencapai puncak jatuhnya air terjun, Anda harus berjalan kaki melewati terjal bebatuan alam kasar. Perlu berhati-hati karena ruas jalan yang tidak terlalu lebar dapat membuat Anda tergelincir bila sedang ramai. Jangan khawatir, si sisi kanan akan terdapat bebatuan besar untuk menjadi pegangan. Anda dapat mengunjungi tempat ini diakhir pekan maupun hari libur panjang sebab akan lebih menyenangkan jika tempat ini sedang ramai.

Terdapat dua jalan yang dapat ditempuh untuk sampai ke lokasi ini. Pertama, Anda dapat melewati akses Medan-Tebing Tinggi-Kisaran hingga akhirnya memasuki simpang Pulau Raja. Butuh waktu kurang lebih 3 jam dari simpang Pulau Raja, jalanan belum sepenuhnya mulus sebab akan ada bebatuan halus di tengah perjalanan. Sebelum sampai Anda akan menemukan PTPN 4 dan disuguhkan dengan pemandangan Air Terjun yang juga aliran dari Air Terjun Ponot seperti Air Terjun Bedeng dan Si Gura-Gura. Kedua, Anda dapat melewati akses Medan-Siantar-Parapat-Porsea yang kemudian memasuki daerah Aek Song-Songan. Melewati jalan kedua ini, di sepanjang perjalanan Anda akan disuguhkan dengan pemandangan danau yang indah sehingga Anda tidak akan merasa kebosanan.

Air yang masih jernih dan dingin menjadi alasan mengapa banyak pengunjung yang datang meskipun lokasinya jauh dari pusat kota. "Menurut saya pemandangan disini bagus, Airnya deras, jernih, dan dingin. Oke lah pokoknya," ungkap Dini, yang merupakan salah satu pengunjung di tempat ini.
Bila penasaran, Anda dapat merasakan kesejukan Air Terjun Ponot dengan memasuki permukaan air, tentu saja hawa dingin yang menyegarkan menusuk badan. Meski membutuhkan waktu berjam-jam untuk sampai ke tempat ini, tetapi semua itu akan terbayarkan dengan keindahan yang mempesona dan menyejukkan.

***http://www.ceritamedan.com***

Wednesday 13 January 2016

Masjid Agung Ahmad Bakrie

Masjid Agung Ahmad Bakrie Kisaran terletak di pinggir jalan lintas Sumatera, tepatnya di seberang kantor Bupati Asahan.

Masjid ini resmi digunakan sebagai tempat ibadah pertama kali pada hari Rabu tanggal 5 Agustus 2015 Masehi, bertepatan dengan pelaksanaan Musabaqah Tilawatil Qur'an (MTQ) tingkat Provinsi Sumatera Utara.
Acara peresmian penggunaan ditandai dengan sholat Zuhur berjamaah bersama Bupati Asahan, H. Taufan Gama Simatupang disertai silaturahmi Pemkab Asahan bersama SKPD, FKUB, Forkopinda, tokoh masyarakat dan agama, camat, lurah dan kades bersama ratusan masyarakat.

Masjid termegah di Asahan ini mulai dibangun sejak tahun 2011. Dikuti dari situs resmi Pemkab Asahan, peletakan batu pertama pembangunan dilakukan oleh Abu Rizal Bakrie.







Masjid ini berdiri di atas lahan eks HGU PT Bakrie Sumatra Plantations (BSP) seluas empat hektar dengan empat menara dan dua lantai. Jika dilihat dari kejauhan mesjid ini memiliki desain model bangunan yang mirip dengan Taj Mahal di India. Disebutkan juga, bahwa dana pembangunannya bersumber dari APBD Asahan dan sumbangan umat muslim. Bertindak sebagai ketua BKM Jaya Prana Sembiring dan Imam Besar HM Syafii.

http://www.armansyah.my.id

Wednesday 6 January 2016

FlashBack Kebahagiaan yang hilang (melalui permainan anak)

Mau tidak mau,suka tidak suka dengan semakin berkembangnya teknologi yang begitu pesat hingga merambah wilayah daerah/pedesaan, semakin menjadikan alasan sebuah kepraktisan salah satu sebab mengapa banyak anak2 yang enggan melakukan permainan tradisional. Dengan ketergantungan mereka akan permainan2 yg lebih modern & berteknologi, seorang anak berpikir tanpa perlu ketergantungan dengan orang lain. Maksudnya mereka bisa bermain sendiri tanpa harus mencari teman seperti halnya permainan tradisional yang membutuhkan beberapa pemain (2 atau lebih pemain).
Sepintas memang terlihat tdk begitu mengkhawatirkan dan para orang tua juga merasa lebih senang karena kalo anak2 mereka tidak bermain yang berbahaya atau membuat baju jadi kotor. Padahal dengan membiarkan anak2 tenggelam dalam permainan yang berbau teknologi tsb akan merusak mental&perkembangan jiwa mereka. Sehingga akan tumbuh menjadi seorang yang egois serta individualis dan enggan bekerja keras karena sudah terpola berpikir praktis.
Kenapa?karena dalam permainan tradisional secara tidak langsung akan mengajari mereka untuk lebih kreatif, hidup bersosialisasi, kekompakan, dan melatih fisik (seperti halnya berolahraga). Ada berbagai macam permainan tradisional diantaranya:

Layangan

Permainan layangan ini sangat begitu mengasyikkan, karena kita dituntut supaya gigih agar layangan tersebut bisa naik tinggi ke langit. Saya bukan saja senang menaikkan layangan tersebut ke langit tetapi juga pandai untuk membuatnya. Menaikkan layangan ini juga membutuhkan sedikit teknik, agar layangan itu dapat dikontral naik ke atas dan menghindari menukit ke bawah.

Layangan ini juga membutuhkan tali yang sesuai dengan daya tegangannya, agar benang tidak terlalu kendor ataupun putus saat sudah melayang ke atas. Benang yang terlalu kendor mngakibatkan menurunnya ketinggian layangan, sedangkan benang yang putus disebakan karena benang tersebut terlalu tipis sehingga tidak mampu menahan tegangan saat angin berhembus kencang ataupun saat benang bergesekkan dengan benang layangan orang lain. Hal yang menyebalkan, apabila layangan tidak bisa naik karena mesti di atur dulu regangan di “taraju”  itu bahasa di daerah Minang kampung saya. Atau saat layangan naik tapi malah nyangkut di pohon ataupun di tiang listrik, lebih parahnya saat layangan itu putus, kalau mau kembali layangan mesti jadi pelari marathon yang bisa juara satu ditambah lagi pandai panjat tebing kalau layangannya putus nyangkut di pohon atau di atas rumah orang. Itulah sedikit cerita saat aku main layangan dulu.