Monday 27 July 2015

JANGAN KALAH OLEH KEADAAN

Karena Sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada kemudahan,
Sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada kemudahan.
(QS. Al-Insyirah [94]: 5-6)
Tidak ada perjalanan yang lurus dan mulus. Semua memiliki hambatan, rintangan, dan tantangan yang berbeda. Di samudera yang luas membentang, ombak dan badai siap menghempaskan dan menenggelamkan. Di daratan, kerikil-kerikil tajam, jalan berlumpur dan berlubang, hingga tebing dan jurang yang curam tersedia untuk menghambat perjalanan. Hingga nan jauh tinggi di udara, awan hitam nan tebal, kabut, hujan dan petir juga dapat menghentikan perjalanan panjang kita.
Namun demikian, perjalanan tak boleh berhenti dan harus terus dilanjutkan, karena ini bukanlah akhir dari perjalanan. Beginilah kehidupan, kita terus berpacu melawan dan mengalahkan setiap rintangan yang datang menghadang. Tak ada kata berhenti, sebab berhenti sama maknanya dengan menunggu dan menjemput kehancuran. Berhenti sama dengan mati.

Kisah Syekh Az-Zamakhsyari dan Semut
Syekh Az-Zamakhsyari adalah seorang ulama yang ahli dari banyak cabang ilmu pengetahuan agama dalam sejarah Islam. Namun beliau lebih terkenal sebagai ulama ahli gramatika bahasa arab (nahwu). Bagi Syeikh Az-Zamakhsyari, menjadi seorang yang menguasai ilmu bahasa merupakan prestasi dan keberhasilan yang luar biasa. Betapa tidak, sejak usia dini telah mempelajari ilmu nahwu, tetapi hingga dewasa beliau tak kunjung paham dengan ilmu yang dipelajarinya.
Bayangkan selama bertahun-tahun belajar, untuk membedakan antara subyek (fa’il) dan obyek (maf’ul bih) saja tidak bisa. Sementara teman-temannya telah mampu mengajar untuk adik-adik kelasnya. Kenyataan ini nyaris membuat az-Zamakhsyari putus asa. Ia merasa amat malu dengan usianya yang semakin tua tetapi tidak tahu apa-apa, apalagi dia harus duduk dan belajar dengan anak-anak yang jauh di bawah usianya.
Akhirnya, beliau memutuskan untuk pergi meninggalkan tempat belajarnya. Ketika beliau telah berjalan cukup jauh, beliau singgah di sebuah gubuk kosong. Ketika sedang beristirahat, beliau melihat seekor semut merah kecil, yang menggigit dan menarik sisa buah kurma yang ukurannya sepuluh kali lipat lebih besar dari ukuran tubuhnya untuk dimasukkan ke sebuah lubang di tanah. Berkali-kali ia melakukannya, namun selalu gagal, sisa kurma itu selalu jatuh ke tanah. Az-Zamakhsyari terpaku dan merasa kagum dengan kelakuan semut yang memiliki keuletan yang luar biasa mengagumkan itu.
Setelah berkali-kali gagal, akhirnya semut itu berhasil juga membawa sisa kurma tersebut masuk ke dalam lubang. Saat itulah terbetik pikiran dalam benak az-Zamakhsyari, ”Seandainya aku melakukan seperti yang semut itu lakukan, niscaya aku akan berhasil.” Setelah mengucapkannya, lalu ia memutuskan kembali belajar dan membatalkan niatnya untuk berhenti. Hasilnya az-Zamakhsyari benar-benar berhasil meraih impian dan cita-citanya. Mimpi dan cita-cita, yang di dalamnya terukir tekad, semangat dan etos kerja. Karakter tersebut memang akan membuat orang tak mau menyerah. Bahkan seekor semutpun menghayati semangat ini, apalagi kita manusia.

Hamparan Bumi Masih Sangat Luas
Terkadang terpaan dan guncangan hidup membuat dunia seakan teramat sangat sempit. Langkah kaki begitu terbatas. Dalam pandangan kita, hanya ada satu pintu, di dalam ruang pengap tanpa cahaya. Dalam masa seperti inilah hanya dengan keimanan kita dapat mencari pintu-pintu lain untuk keluar dari kegelapan. Karena sejatinya dalam setiap masalah tentu terdapat banyak pintu untuk keluar. Karena kesulitan dan kemudahan selalu berjalan berdampingan.
Berhenti dalam sebuah kesusahan adalah jalan menuju kehancuran. Kita ddiciptakan bukan untuk menjadi manusia yang gagal. Karena itu kita harus terus melangkahkan kaki, menapaki setiap celah yang ada. Seperti air yang terus mengalir, mencari celah yang dapat dilewati, lalu diam menggenangi serta mengumpulkan kekuatan untuk merobohkan beton yang menghadang.

Sunday 26 July 2015

KEAKTORAN & KEWARTAWANAN " Profesi Tiada Henti Mengaktualisasi Diri"

Eddie Karsito
BIODATA  PRIBADI

Nama Lengkap
EDDIE KARSITO
Tempat & Tanggal Lahir
Sei Silau - Kisaran Asahan, 24 November 1961
Profesi
WARTAWAN, AKTOR TEATER, FILM & SINETRON
Pendidikan Formal
Pendidikan Guru Agama (PGA) Cokroaminto
Kisaran Asahan Sumatera Utara
Pendidikan Non-formal

Insight Studies and Development Institute Yogyakarta


Eddie KarsitoAktor, sutradara, organisator, penulis, wartawan, guru, dosen, instruktur seni peran, motivator dan seabrek profesi. Aktif, kreatif, produktif, dan ‘an enterprising young man’  inilah predikat yang pas untuk pria kelahiran Kisaran Sumatera Utara, 24 November 1961 ini.

Di tengah pergulatannya sehari-hari sebagai jurnalis, kadang ada saja kawan yang menanyakan; kenapa tidak berhenti saja jadi wartawan, lalu secara total terjun di dunia seni peran. Pertanyaan tersebut dapat dimaklumi. Sebab selama ini Eddie dikenal oleh teman-temannya -- bukan saja sering bersama mereka menjalankan tugas-tugas jurnalistik (sebagai wartawan) -- melainkan kadangkala muncul di sejumlah tayangan sinetron dan film layar lebar.


Keaktorannya dibangun lewat tempa dan desak kehidupan. Mulai dari juru parkir, pedagang rokok, pelayan restoran, kuli bangunan, supir angkutan umum, supir pribadi, hingga pembantu rumah tangga. Sejak usia sepuluh tahun Eddie Karsito sudah ber ‘teater’ – melalui proses alami pergi dan pulang sekolah setiap hari dengan berjalan kaki sejauh 16 kilometer tanpa alas kaki. Bahkan tak jarang ia telanjang dada, menyibak embun pagi dan menyusuri hutan sabana.

Sebagai anak keluarga ‘perantau’ dari Jawa (Magetan Jawa Timur), Eddie sempat menikmati keluar masuk hutan menggarap ladang berpindah. Tinggal di tengah hutan tanpa tetangga bersama orangtuanya. Menjadi buruh perkebunan karet dan kelapa sawit, di Asahan Sumatera Utara. Oleh karena itu, tak heran jika pemahaman aktingnya pun terbentuk oleh alam (Teater Kehidupan).


Ketika masih menjadi pelajar di sekolah Pendidikan Guru Agama (PGA) Cokroaminoto di kota kelahirannya, Eddie bekerja paruh waktu menangani masalah promosi di sebuah bioskop, Ria Theatre. Setiap hari selepas sekolah tugasnya keliling kota ber-koar-koar dengan pengeras suara mempromosikan film yang akan diputar sambil menyebar brosur film. Tugas lain adalah memasang gambar-gambar film dalam bentuk layar dan poster di depan bioskop. Mendisain berbagai pengumuman dan iklan di atas media kaca berukuran kecil. Materi pengumuman dan iklan tersebut selanjutnya di sorot lewat proyektor film untuk dikomunikasikan ke penonton. Di masa itu, seni grafis (design grafis) tak secanggih sekarang. Semua material promo dikerjakan secara manual dan konvensional.
Tetapi ada yang membuat Eddie bersedih. Bioskop yang dulu diakuinya menjadi tempatnya ‘sekolah akting’ kini berubah menjadi sarang burung Walet dan toko. Berubah fungsi gedung penayang film tersebut tak lepas dari merosotnya jumlah produksi film yang membuat banyak pengusaha bioskop bangkrut.


***

Sejak remaja Eddie terbiasa berorganisasi. Dari mulai organisasi kepanduan, kepemudaan, profesi, sosial, politik, seni dan budaya, sampai organisasi keagamaan. Kesadaran estetiknya semakin mendalam ketika bergabung di “Sanggar Laras.” Sebuah komunitas yang menaungi para seniman lintas kompetensi; sastrawan, dramawan, penari dan pemusik, di Kisaran Asahan Sumatera Utara. Hingga kini Eddie masih aktif berorganisasi, baik sebagai pendiri, pembina, pengurus harian, maupun sebagai anggota. 

Bersama kerabat dekatnya ia mendirikan Humaniora Foundation. Sebuah institusi yang bergerak di bidang pelayanan sosial, pendidikan dan budaya. Sesuai kompetensinya yayasan ini kemudian membantuk lembaga teknis, antara lain; Sanggar Humaniora, Rumah Singgah Bunda Lenny, dan Komunitas Seni Pemersatu Jiwa.


Dalam rangka mengembangkan visi dan misinya, lembaga ini telah melaksanakan berbagai kegiatan, baik berupa seminar, workshop, diskusi, Pelatihan Jurnalistik, Pelatihan Seni Peran, Pendidikan Sinematografi, yang kemudian dikemas dalam bentuk ”Workshop Seni dan Film Keliling Indonesia.”

Thursday 23 July 2015

Selamat Hari Anak Nasional ( Anak Kita Masa Depan Indonesia )

Jika anak dibesarkan dengan motivasi, maka ia belajar percaya diri
Jika anak dibesarkan dengan kelembutan, maka ia belajar menghargai
Jika anak dibesarkan dengan rasa aman, maka ia belajar percaya

Jika anak dibesarkan dengan dukungan, maka ia belajar menghargai diri sendiri

Masa anak-anak merupakan salah satu fase peletakan landasan tumpuan generasi penerus. Kesejahteraan anak akan mempengaruhi kualitas sumber daya manusia.Salah satu permasalahan kompleks adalah menurunnya nasionalisme dan karakter bangsa. Akhlak mulia merupakan aspek penting dalam mendidik anak. Bahkan suatu bangsa yang berkarakter juga ditentukan oleh tingkat akhlak bangsanya. Tanpa karakter seseorang mudah melakukan sesuatu yang dapat merugikan orang lain. Oleh karena itu sangat penting untuk membentuk insan yang berkarakter karena kekuatan moral, akhlak atau budi pekerti individu merupakan kepribadian khusus yang membedakan dengan individu lain.

Anak adalah harta yang paling berharga bagi setiap orangtua. Anak terlahir tentu dari benih-benih rasa cinta kedua orangtuanya. Setiap anak mempunyai hak untuk dicintai, dikasihi dan dipedulikan. Tipe orangtua yang ideal berkewajiban memenuhi segala kebutuhan anak-anaknya seperti kebutuhan fisik, mental dan kerohanian.Kebahagiaan nyata yang didapat anak dari orangtua akan menciptakan bangsa ini menjadi bangsa yang kuat. Kekuatan negara kita sangatlah didasari pada kekuatan setiap keluarga. Berapa kuat pusat perhatian orangtua pada anak dan remajanya akan menciptakan fondasi yang tak tergoyahkan bagi negara ini.

====================== SELAMAT HARI ANAK NASIONAL ======================


Tuesday 21 July 2015

RAIH MIMPIMU

Sahabat Seni Pemersatu Jiwa....Di dalam mengarungi hidup dan mengerjakan amal kebajikan jadilah orang yang mempunyai semangat dan cita-cita, gesit dan cekatan, serta tidak malas dan lamban. Karena, dunia diperuntukkan hanya bagi orang yang mempunyai semangat dan cita-cita tinggi.
Dalam hidup ini ketahuilah ketika kita mempunyai suatu ide atau rencana segeralah ditulis dan disimpan jika kita lupa. Dan lebih baik lakukan segera agar bisa langsung di praktekan apa itu ide atau rencana yang telah kita rencanakan.

Hidup harus diiringi dengan semangat dan juang tinggi, tumbuhlah bersama orang yang mempunyai semangat dan jiwa tinggi dalam mengarungi mimpi-mipi atau cita-cita yang kita impikan. Jangan pernah merasa sendiri dalam hidup yang fana ini, selalu libatkan Allah di setiap aktifitas dalam hidup yang kita jalani.

Ubahlah setiap pola pikir yang menghalangi mimpi kita dalam melejitkan mimpi, ingat disaat musibah datang janganlah berfikir seolah hidup ini kejam, tapi berfikirlah setiap musibah datang, itu semua atas kehendak Allah, karena Allah sedang mempersiapkan rencana yang indah dalam hidup kita.
Hal ini Allah sudah jelaskan dalam Al-Qur’an, QS. Ar-Ra’d: 11 yaitu: 
Sesugguhnya Allah tidak mengubah keadaan suatu kaum sebelum mereka mengubah keadaan diri mereka sendiri.”

Sepenggal arti ayat diatas menunjukkan bahwa, ketika kita tidak mampu untuk berubah dan diam saja apa yang terjadi tanpa ada solusinya maka kita akan tetap saja terpuruk pada tempat yang tidak akan memajukan kita. Lain haknya, ketika musibah datang dan kita bersyukur , siap menerima apapun cobaan, maka yakin dan percayalah untuk selalu berubah kearah yang lebih baik.
Yakin bahwa Allah akan selalu melihat, bersama, dan menyaksikan kita dalam setiap aktifitas yang kita lakukan.

Disetiap perjalan hidup ini kita diciptakan Allah untuk meraih ilmu, ilmu yang nantinya menjadi bekal kita di akhirat. Apapun mimpi itu, libatkan Allah disetiap perjalanan panjang dalam menggapai mimpi tersebut.
Jangan pernah goyah, jangan pernah, takut, dan jangan pernah merasa sendiri. Bermimpilah, Rasulullah juga punya mimpi. Gapai cita-cita dimana mimpi yang benar pasti dan tujuan yang baik yang akan memberi manfaat buat diri dan buat orang banyak.

Mimpi dan niat merupakan awal dari segalanya, dare to dream mengembangkan diri sendiri dan berusaha keras adalah kunci meraih masa depan yang cerah
Jika yakin dengan kemampuan diri sendiri, maka kita akan berani mencoba hal atau tantangan baru. Sukses atau gagal, tidaklah jadi masalah! Karena yang terpenting, kita jangan pernah takut untuk maju sebelum berperang!.

Man Jadda Wa Jadda !!, Siapa yang bersungguh-sungguh pasti mendapat, Ingat ! selalu libatkan Allah disetiap perjalanan hidup ini.
Jadi, tanamkan dalam diri kita. Bahwa, kita yakin dan Bisa untuk menjadi Sang Pemenang dalam menggapai mimpi dan cita-cita.Jika gagal dalam menggapai mimpi. Ingat, “kuncinya hanya satu berani mencoba dan terus belajar dari kegagaln yang di alami.”



Manusia akan memiliki kekuatan yang luar biasa bila mereka mulai yakin akan kemampuan meraka melakukan hal-hal yang semula mereka kira tidak mungkin bisa mereka lakukan. Ketika manusia mulai percaya pada kemampuan mereka, mereka memiliki kunci sukses mereka yang pertama.
~  N orman Vincent Peale  ~


Inilah mimpi. Gapailah mimipi, tak ada kata menyerah dan takut, tak ada kata mengeluh. Bismillah, dan libatkan Allah

==============CINTAI BUDAYAMU || HARGAI BUDAYA ORANG LAIN===============

Wednesday 15 July 2015

CINTAI BUDAYAMU HARGAI BUDAYA ORANG LAIN

Salam hangat dalam satu keluarga Seni Pemersatu Jiwa, sebangsa satu, tanah air Indonesia. Saya sebagai warga Indonesia, yang mencintai tanah kelahiran ini, dan seluruh komponnen di dalamnya. Merasa terpanggil untuk ikut memberikan pendapat  untuk Negeri ini. Meskipun saya menyadari belum memberikan sumbangsi besar, tapi izinkan saya untuk masih mempunyai rasa memiliki dan peduli.

Indonesia terkenal dengan hetereogenitas masyarakatnya. Tak hanya itu Indonesia juga terkenal dengan keanekaragaman budayanya. Yang tak lain membentuk ciri khas masyarakat itu tadi, menjadi kelompok-kelompok yang memiliki nilai tersendiri dimata dunia. Banyaknya ragam bahasa, suku bangsa, agama, seni, budaya yang mengusung nilai Indonesia menjadi sebuah Negara yang kompleks akan bentuk masyarakatnya, serta merta menarik perhatian dunia akan kompleksitas masyarakat itu sendiri.

Kita sama tahu Indonesia memiliki nilai jual budaya yang cukup menguntungkan, sebagai invest ekonomi Negara ini. Namun sayang, kita kurang menyadari akan kekayaan alam, bahari, serta budaya kita sendiri. Kita hanya sebatas tahu, tapi bukan untuk memproteksi budaya apa yang sudah kita miliki. Yang tak lain kita malah ikut-ikutan menjerit ketika salah satu budaya kita di KLAIM oleh Negara tetangga. Ini terjadi bukan hanya sekali dua kali, sudah terlalu sering. Mulai dari kasus Pulau Ambalat, Reog, Batik, Rendang, Tari Pendet, dan yang baru-baru ini heboh akan Tari Tor-Tor serta musik gondang. Kita hanya sekedar tahu, bukan? Kita hanya ikut berkomentar tanpa ada sumbangsih yang bisa kita berikan. Duduk manis di depan TV, ikut menghujat pemerintah yang kita bilang lalai, dan menyalahkan Negara tetangga dengan sorakan "Jangan rebut budaya kami!" Kalau hanya itu kita bisa merubah apa?

Jelajahi Bangsamu
Kenali tanah kelahiranmu
Rangkul temanmu
Gali Budayamu,
Lalu temukan dirimu.

Kita di anugerahi serta di lahirkan di Negara yang luas ini, tetapi kita hanya mengetahuinya dari peta "Indonesia". Kata orang kita kaya, tapi kita tidak tahu di mana letak kekayaannya itu. Lalu bagaimana kita bisa melindungi bangsa ini, jika kita saja tak saling mengenal. Siapa yang tak kenal Reog selain orang Jawa?