Monday 24 August 2015

Apa kata gadis asal Venlo Tentang Asahan

Ini adalah gadis belia asal Venlo Limburg Nederland. Kandidat kuat pemeran Annemie, dalam film “Annemie in Buitengewesten” garapan sutradara asal Kisaran, Eddie Karsito.
Usianya baru 16 tahun. Namun pemikirannya melampaui batas usianya. Ia penulis fiksi (novel), selain penyanyi dan pencipta lagu.  Menguasai 5 bahasa; Belanda, Inggris, Prancis, Indonesia, dan bahasa daerah (Jawa).
Kisah hidupnya memiliki kemiripan dengan sosok Annemie, wanita yang dikisahkan dalam film“Annemie in Buitengewesten.”Annemie (22 tahun), adalah warga negara Belanda, mahasiswi Universiteit van Amsterdam, jurusan ilmu sejarah, seni dan budaya. Ia datang ke Indonesia (Medan, Kisaran, Tanjung Balai Asahan, Batubara) dalam rangka studi/observasi melengkapi penyusunan tesis program S2 untuk mendapat gelar Magister Humaniora.
“Wonen in Asahan gaat om een lang verhaal. And Make me stay longer here (Tinggal di Asahan akan menjadi cerita panjang. Dan membuat saya tinggal lebih lama di sini,” kata gadis asal Venlo Limburg Belanda ini, saat berkunjung ke Seni Pemersatu Jiwa – Humaniora Foundation, Jakarta. Rabu, 22 April 2015 lalu.
Apa yang mendorong si cantik bule yang mendukung produksi film Annemie in Buitengewesten ini? “De geest van jullie waarderen (menghargai semangat kalian),” katanya singkat dengan senyum mengembang.
“Een nieuwe ervaring voor mij als een meisje uit Venlo Limburg Nederland. Ik zou graag willen weten hoe u ondersteunen een cultuur met andere culturen blijven ontvangen. Vasthouden aan de waarden voor de styling van je hart en geest. Ik denk dat het is spannend, en het laat me blijven hier veel langer, of misschien voor altijd. Hoop dat de Asahan een "nieuwe huis" voor mij….”
“Ini pengalaman baru bagi saya sebagai seorang gadis dari Venlo Limburg Belanda. Saya ingin tahu bagaimana cara Anda mempertahankan budaya dengan tetap menerima budaya lain. Dan kita harus berpegang teguh pada nilai untuk menata hati dan pikiran. Saya pikir itu menarik, dan itu membuat saya tinggal di sini lebih lama, atau mungkin selamanya. Berharap Asahan "rumah baru" untukku….,” kata gadis yang namanya hanya ingin dikenal sebagai Annemie.
 “Annemie in Buitengewesten” adalah potret cerita silam, kini dan esok, yang menyoal “Toean Keboen”  dan “Koeli Kontrak” di era kolonial Belanda. Tentang manusia Jawa, yang terdorong menjadi buruh perkebunan di Sumatera Timur. Melahirkan peradaban baru (akulturasi budaya) menjadi ”Jawa Deli” atau ”Pujakesuma” (Putra Jawa Kelahiran Sumatera). Tentang cinta kasih abadi sang Noni, anak “Toean Keboen” dengan pemuda Jawa tampan, pemain Sandiwara tradisi (Ludruk), anak “koeli kontrak” di Keboen Goerah Batoe Asahan.

No comments:

Post a Comment