Salam hangat dalam satu keluarga Seni Pemersatu
Jiwa, sebangsa satu, tanah air Indonesia. Saya sebagai warga Indonesia, yang
mencintai tanah kelahiran ini, dan seluruh komponnen di dalamnya. Merasa
terpanggil untuk ikut memberikan pendapat untuk Negeri ini. Meskipun saya
menyadari belum memberikan sumbangsi besar, tapi izinkan saya untuk masih
mempunyai rasa memiliki dan peduli.
Indonesia terkenal dengan hetereogenitas
masyarakatnya. Tak hanya itu Indonesia juga terkenal dengan keanekaragaman
budayanya. Yang tak lain membentuk ciri khas masyarakat itu tadi, menjadi
kelompok-kelompok yang memiliki nilai tersendiri dimata dunia. Banyaknya ragam
bahasa, suku bangsa, agama, seni, budaya yang mengusung nilai Indonesia menjadi
sebuah Negara yang kompleks akan bentuk masyarakatnya, serta merta menarik
perhatian dunia akan kompleksitas masyarakat itu sendiri.
Kita sama tahu Indonesia memiliki nilai jual
budaya yang cukup menguntungkan, sebagai invest ekonomi Negara ini. Namun
sayang, kita kurang menyadari akan kekayaan alam, bahari, serta budaya kita
sendiri. Kita hanya sebatas tahu, tapi bukan untuk memproteksi budaya apa yang
sudah kita miliki. Yang tak lain kita malah ikut-ikutan menjerit ketika salah
satu budaya kita di KLAIM oleh Negara tetangga. Ini terjadi bukan hanya sekali
dua kali, sudah terlalu sering. Mulai dari kasus Pulau Ambalat, Reog, Batik,
Rendang, Tari Pendet, dan yang baru-baru ini heboh akan Tari Tor-Tor serta
musik gondang. Kita hanya sekedar tahu, bukan? Kita hanya ikut berkomentar
tanpa ada sumbangsih yang bisa kita berikan. Duduk manis di depan TV, ikut
menghujat pemerintah yang kita bilang lalai, dan menyalahkan Negara tetangga
dengan sorakan "Jangan rebut budaya kami!" Kalau hanya itu kita
bisa merubah apa?
Jelajahi Bangsamu
Kenali tanah kelahiranmu
Rangkul temanmu
Gali Budayamu,
Lalu temukan dirimu.
Siapa yang tak kenal Tor-Tor selain orang Batak? Begitu juga dengan yang lainnya kawan. Apa yang seharusnya kita lakukan untuk mengenal serta menjaga kekayaan yang sebenarnya kita miliki bersama?
Cukup dengan hal kecil saja, kita belajar budaya
kita sendiri, belajar budaya pulau tetangga, tahu lalu memahami bentuk
masyarakatnya.
Hal yang harus di perbaiki itu adalah hal yang ada pada diri kita sendiri sebagai penerus bangsa ini. Kita yang muda, kita yang mampu. Selama ini kita baru sadar setelah budaya yang kita miliki itu lepas ke tangan Negara lain. Banyak dari kita yang menyukai musik-musik Mancanegara, pop, ketimbang dengan musik tradisional. Bahkan jika di tanya pasti kita lebih tahu jenis serta judul lagu dari Mancanegara itu. Bagaimana dengan musik-musik daerah?
Hal yang harus di perbaiki itu adalah hal yang ada pada diri kita sendiri sebagai penerus bangsa ini. Kita yang muda, kita yang mampu. Selama ini kita baru sadar setelah budaya yang kita miliki itu lepas ke tangan Negara lain. Banyak dari kita yang menyukai musik-musik Mancanegara, pop, ketimbang dengan musik tradisional. Bahkan jika di tanya pasti kita lebih tahu jenis serta judul lagu dari Mancanegara itu. Bagaimana dengan musik-musik daerah?
Banyak dari kita yang menyukai bahkan
mengadopsi tarian hip-hop dan sekarang KPO atau apalah namanya, tapi bagaimana
dengan jenis tarian daerah yang ada dari ujung sabang sampai merauke. Kita
boleh saja suka, bahkan mengadopsi budaya asing tapi mari jangan lupakan budaya
kita, budaya Indonesia. Jadi ini bukan masalah "Jangan rebut budaya kami.", ini masalah kita yang
harus mulai peduli.
Terakhir, jangan seperti yang sudah-sudah
terlambat menyadari. Kita harus bersama menjaga, membangun serta melestarikan.
Kalau bukan kita siapa lagi? Mulai dari hal kecil saja, cintai budaya
kelahiranmu, di mana kamu dilahirkan dan dibesarkan. Kenali saudaramu,
saudara-saudara yang memang dilahirkan di Republik ini. Hargai sesama, dengan
saling menjaga. Budaya ini milik kita, dan pastikan selamanya jadi milik kita,
budaya Indonesia. Dan untuk Negara-negara tetangga yang ‘berjiwa besar’ kami
minta cukup “JANGAN CURI BUDAYA KAMI!” karena itu budaya kami.
CINTAI BUDAYAMU, HARGAI BUDAYA ORANG LAIN
No comments:
Post a Comment