Wednesday 20 May 2015

MUGIYONO KASIDO – MASTER TARI DUNIA

Pemecah Rekor MURI (Museum Rekor Indonesia) Menari 36 Jam Nonstop Tahun 2011. Dikenal melalui sejumlah karyanya berupa pertunjukan tari, baik sebagai penari maupun koreografer yang dipentaskan di berbagai kota di Indonesia dan mancanegara.

INGIN MENGHADIRKANNYA UNTUK PUBLIK SENI DI KOTA KISARAN DALAM SEBUAH APRESIASI SENI & BUDAYA

https://www.youtube.com/watch?v=eeKp2w2uZ2Y&spfreload=1



Mugiyono Kasido lahir di Klaten, Jawa Tengah pada tahun 1967 dari keluarga dalang. Sejak kecil, Mugi telah bergaul akrab dengan dunia pertunjukan dan mulai menari sejak pada usia 8 tahun, dengan dasar tari Jawa klasik. Ia memulai pendidikan formal dibidang seni tari di Sekolah Menengah Karawitan Indonesia (SMKI) Surakarta yang diselesaikannya pada 1988 kemudian melanjutkan ke Sekolah Tinggi Seni (STSI) Surakarta, lulus 1993. Dalam perjalanan karirnya, ia belajar banyak dari maestro tari seperti R. Ng. Rono Suripto dari Keraton Mangkunegaran Surakarta (1988-1990), Suprapto Suryodharmo di Padepokan Lemah Putih Surakarta (1994-1996), dan juga Sardono W. Kusumo sejak 1994.

Memulai karir sebagai koreografer pada 1992, dengan melahirkan karya tari Mati Suri yang dipentaskan di Keraton Mangkunegaran Surakarta. Tarian ini meraih Tropi Mangkunegara IX Keraton Surakarta sebagai Penyaji Terbaik Tari Kontemporer. Karya-karyanya juga dipentaskan di sejumlah festival di berbagai negara seperti, Lincoln Center Festival (Amerika Serikat), Kunsten Festival des Arts (Belgia), Goteborg Festival (Swedia), Adelaide Festival (Australia), Hong Kong Arts Festival, In Transit Festival (Jerman), Dancas na Cidade (Portugal), dan Asian Contemporary Dance Now (Jepang).

Dalam beberapa kesempatan, ia diundang mengajar workshop di sejumlah negara seperti di Jepang, Taiwan, Luang Prabang, Inggris, Portugal, Australia, Hong Kong, Amerika, maupun di Indonesia. Ia juga terlibat dalam proyek kolaborasi, antara lain program SOME SHINE (Jerman, Inggris, Israel dan Indonesia), OR LOCAL (Indonesia, Inggris, Belanda, dan Jerman) serta MASKS DANCE SYMBIOSA PROJECT (Indonesia dan Thailand). Kerja kolaborasi tersebut kemudian memunculkan kerja sama dengan seniman lain dari berbagai negara, seperti Denisa Reyes (Filipina), Ramli Ibrahim, Arif Waran Saharudin (Malaysia), Waguri, Masato, Osamu Jareo, Kotta Yamazaki (Jepang), Daniel Yeung (Hongkong), Ria Haggler (Belanda), Lane Savadove, Polly Motley (Amerika Serikat), Koffi Koko (Perancis) dan lain sebagainya.

No comments:

Post a Comment