Tuesday 14 April 2015

Annemie In Buitengewesten FIlm By Eddie Karsito

Film By Eddie Karsito


“Wij nog steeds hebben familie hier, maar weet niet de exacte,” kata Annemie, gadis belia nan cantik asal Belanda. Ia mengaku punya keluarga di Kisaran Asahan Sumatera Utara, tetapi tak tahu persisnya.

“Ik kwam hier uitvoering van onze voorouders lijk as te worden begraven met haar dochter in de Buiten Gewesten,” Annemie menjelaskan, sambil menyerahkan dua kotak abu jenazah leluhurnya Dirck-Margreet, agar dimakamkan disamping makam putrinya Arabella Van Dirck yang telah lebih dulu meninggal sebelum kepulangannya ke Belanda di tahun 1933.

 “Annemie in Buiten Gewesten” adalah potret cerita silam, kini dan esok, yang menyoal “Toean Keboen”  dan “Koeli Kontrak” di era kolonial Belanda. Tentang manusia Jawa, yang terdorong menjadi buruh perkebunan di Sumatera Timur. Melahirkan peradaban baru (akulturasi budaya) menjadi ”Jawa Deli” atau ”Pujakesuma” (Putra Jawa Kelahiran Sumatera). Tentang cinta terlarang sang Noni, anak “Toean Keboen” dengan pemuda Jawa tampan, pemain Sandiwara tradisi (Ludruk), di Keboen Goerah Batoe Asahan.

Tentang indahnya destinasi wisata Arung Jeram Sungai Asahan, yang banyak diminati rafter profesional internasional. Arung Jeram Sungai Asahan menempati posisi ketiga tersulit di dunia setelah sungai zambesi di Afrika dan sungai Colorado di Amerika.





Ringkasan Cerita

ANNEMIE (22 tahun), adalah warga negara Belanda, mahasiswi Universiteit van Amsterdam, jurusan ilmu sejarah, seni dan budaya. Ia datang ke Indonesia (Kisaran, Tanjung Balai Asahan, Batubara) dalam rangka studi/observasi melengkapi penyusunan tesis program S2 untuk mendapat gelar Magister Humaniora.


ANNEMIE tertarik dengan deskripsi mengenai budaya suku bangsa di luar Eropa yang masih tradisional dan merupakan sisa kebudayaan kuno. Ia ingin meneliti berbagai adat-istiadat, sistem kepercayaan, struktur sosial dan kesenian dari berbagai suku yang tersebar di wilayah nusantara, dari masa sebelum dan sesudah penjajahan Belanda. Tentang kolonialisme bangsa Eropa atas negara–negara di Afrika, dan Asia dalam usaha mencari sumber daya alam baru, khususnya rempah-rempah yang sangat dibutuhkan masyarakat Eropa pada saat itu.

Namun yang lebih menarik bagi ANNEMIE adalah kisah-kisah humanis dan romantik yang dialami BELINDA VAN DIRCK, neneknya (canggah atau piut), dimana semasa remajanya pernah tinggal di Asahan Sumatera Utara. Begitu juga cerita tentang keelokan alam, serta budaya masyarakatnya yang masih asli. Lebih menarik lagi bagi ANNEMIE, adalah kisah cinta terlarang BELINDA VAN DIRCK dengan pemuda Jawa tampan bernama KOESNO. KOESNO adalah pemain/aktor Ludruk (Sandiwara tradisi Jawa Timur), putra dalang kondang seni wayang kulit, sekaligus pengrajin wayang kulit.



Semua kisah ini didengar ANNEMIE langsung dari mulut nenek canggahnya, sejak ia masih remaja, hingga BELINDA VAN DIRCK kini berusia 97 tahun dan masih hidup. Cerita masa lalu BELINDA VAN DIRCK, ditunjang dengan beberapa bukti berupa foto-foto masa lalu dan surat-surat cintanya kepada KOESNO, saat keduanya menjalin kisah asmara di daerah Keboen Goerah Batoe Asahan Sumatera Utara. Cerita ini rupanya sangat memengaruhi pribadi ANNEMIE hingga dewasa. ANNEMIE pun terdorong untuk lebih tahu dan belajar tentang Indonesia, khususnya wilayah dan budaya Asahan.


Keberangkatan ANNEMIE ke Asahan (Kisaran, Tanjung Balai, Batubara), tidak semata untuk keperluan observasi. Melainkan juga memenuhi wasiat keluarga DIRCK – MARGREET, yang berpesan jika kelak meninggal dunia, agar abu jenazahnya dimakamkan di samping makam putrinya ARABELLA VAN DIRCK yang telah lebih dulu meninggal dunia. ARABELLA VAN DIRCK dimakamkan di Pekuburan Belanda di kota Kisaran. (: Arabella Van Dirck, Geboren 4 Juli 1909 - Stierf, 26 Maart 1926).

Selama di Indonesia, ANNEMIE selalu dibantu seorang pemuda tampan, yang berprofesi sebagai pemandu wisata bernama AMARTA (25 tahun). AMARTA adalah sosok pemuda supel (mudah bergaul), aktif berorganisasi, serba bisa, dan menguasai beberapa bahasa. Kemana pun ANNEMIE pergi selalu didampingi AMARTA. Dari sejak kedatangannya ke Indonesia, lalu menelusuri jejak pencarian rumah Dirck-Margreet, yang dulu ditinggal begitu saja pulang ke Belanda sebelum kemerdekaan Indonesia, kemudian mencari benda-benda memori Belinda Van Dirck yang tertinggal, hingga keperluan observasi dan pengumpulan materi untuk tesisnya.

Kedekatan dan intensitas pertemuan keduanya menjadikan keduanya makin akrab dan menimbulkan benih-benih cinta. AMARTA sering membawa ANNEMIE mengunjungi berbagai obyek wisata ternama di Asahan dan Batubara. Diantaranya ke obyek wisata Arung Jeram, bendungan sungai Asahan, serta  Istana Lima Laras Batubara.

Tanpa diduga ternyata AMARTA adalah cucu buyut MBAH KUSNO (97 tahun), yang tak lain adalah KOESNO, pemuda Jawa tampan, pemain Ludruk kekasih terlarang BELINDA VAN DIRCK. Semua terungkap setelah MBAH KOESNO menyerahkan surat-surat cinta, BELINDA VAN DIRCK yang masih disimpannya dengan baik, sejak BELINDA VAN DIRCK pulang ke Belanda.

Atas petunjuk MBAH KOESNO, ANNEMIE akhirnya dapat menemukan rumah keluarga DIRCK – MARGREET yang kini telah menjadi sebuah museum peninggalan Belanda. Di museum ini akhirnya ANNEMIE menemukan sejumlah barang kenangan peninggalam/milik BELINDA VAN DIRCK yang luput terbawa ke Belanda. Diantaranya selendang yang biasa digunakan KOESNO menari Remo (tari tradisi Jawa Timur), serta sepasang wayang kulit “Kamajaya” dan “Kamaratih” sebagai simbol cinta kasih murni, dan abadi.

Namun tali kasih ANNEMIE dan AMARTA menimbulkan api cemburu bagi BI ONG LEN TUNG. Seorang gadis Melayu blasteran Tionghoa, yang secara diam-diam lebih dulu mencintai AMARTA. BI ONG adalah anak keluarga pengrajin kain tenun Asahan/Batubara, yang masih berdarah kesultanan Asahan. Ayahnya asli orang Melayu Asahan, sementara ibunya suku Tionghoa dari Malaka (Malaysia). Di rumah BI ONG bergaya arsitektur Melayu Asahan dijadikan galeri dan workshop rajut Melayu Asahan/Batubara.


Bagaimana liku-liku kisah cinta ketiganya. Apakah AMARTA lebih memilih ANNEMIE dan membiarkan BI ONG merana. Atau sebaliknya, AMARTA membiarkan ANNEMIE kembali ke negaranya membawa luka hati, seperti yang dialami BELINDA VAN DIRCK karena cintanya yang terlarang dengan pemuda Jawa tampan pemain ludruk bernama KOESNO. Atau ada sisi-sisi lain yang lebih dramatik dan romantis. Semua akan terungkap dalam cerita yang utuh “ANNEMIE in Buiten Gewesten.”

KESETIAAN CINTA ANNEMIE PADA KOESNO
bak cerita pewayangan pasangan “Kamajaya” dan “Kamaratih”


Surat Pendek sang Noni
Anak “Toean Keboen” 1933


wait for the story in the form of another, more complete. With Seni Pemersatu Jiwa & Humaniora Foundation


No comments:

Post a Comment