Mau tidak mau,suka tidak suka dengan semakin berkembangnya teknologi yang begitu pesat hingga
merambah wilayah daerah/pedesaan, semakin menjadikan alasan sebuah
kepraktisan salah satu sebab mengapa banyak anak2 yang enggan melakukan
permainan tradisional. Dengan ketergantungan mereka akan permainan2 yg
lebih modern & berteknologi, seorang anak berpikir tanpa perlu
ketergantungan dengan orang lain. Maksudnya mereka bisa bermain sendiri
tanpa harus mencari teman seperti halnya permainan tradisional yang
membutuhkan beberapa pemain (2 atau lebih pemain).
Sepintas memang terlihat tdk begitu mengkhawatirkan dan para orang
tua juga merasa lebih senang karena kalo anak2 mereka tidak bermain yang
berbahaya atau membuat baju jadi kotor. Padahal dengan membiarkan anak2
tenggelam dalam permainan yang berbau teknologi tsb akan merusak
mental&perkembangan jiwa mereka. Sehingga akan tumbuh menjadi
seorang yang egois serta individualis dan enggan bekerja keras karena
sudah terpola berpikir praktis.
Kenapa?karena dalam permainan tradisional secara tidak langsung akan
mengajari mereka untuk lebih kreatif, hidup bersosialisasi, kekompakan,
dan melatih fisik (seperti halnya berolahraga). Ada berbagai macam
permainan tradisional diantaranya:
Layangan
Permainan layangan ini sangat begitu mengasyikkan, karena kita dituntut supaya
gigih agar layangan tersebut bisa naik tinggi ke langit. Saya bukan saja senang
menaikkan layangan tersebut ke langit tetapi juga pandai untuk membuatnya.
Menaikkan layangan ini juga membutuhkan sedikit teknik, agar layangan itu dapat
dikontral naik ke atas dan menghindari menukit ke bawah.
Layangan ini juga membutuhkan tali yang sesuai dengan daya tegangannya, agar benang tidak terlalu kendor ataupun putus saat sudah melayang ke atas. Benang yang terlalu kendor mngakibatkan menurunnya ketinggian layangan, sedangkan benang yang putus disebakan karena benang tersebut terlalu tipis sehingga tidak mampu menahan tegangan saat angin berhembus kencang ataupun saat benang bergesekkan dengan benang layangan orang lain. Hal yang menyebalkan, apabila layangan tidak bisa naik karena mesti di atur dulu regangan di “taraju” itu bahasa di daerah Minang kampung saya. Atau saat layangan naik tapi malah nyangkut di pohon ataupun di tiang listrik, lebih parahnya saat layangan itu putus, kalau mau kembali layangan mesti jadi pelari marathon yang bisa juara satu ditambah lagi pandai panjat tebing kalau layangannya putus nyangkut di pohon atau di atas rumah orang. Itulah sedikit cerita saat aku main layangan dulu.
Bermain gambar
Nah ini, permainanannya terkadang menggunakan kekuatan tangan dan skill akurasi
kalau bermain gambar mnggunakan batu sebagai gundu untuk dilemparkan ke arah
gambar yang ditumpuk secara rapi di dalam lingkaran di atas tanah.
Atau bermain dengan menggunakan
tangan yang ditepukkan dengan tangan lawan kita, di dalam tepukan itu di isi
dengan gambar jagoan kita. Cara menangnya, apabila gambar itu jatuh ke lantai
dan terlihat gambarnya.
Bermain kelereng /Guli
Ayo siapa yang tidak pernah main
kelereng, sampai sekarang mungkin masih terlihat anak – anak yang suka bermain
kelereng ini.
Seperti di
gambar atas, kelerang diletakkan di dalam lingkaran dan pemain berusaha untuk
mengadu dengan kelereng yang menjadi “gundu”. Kelereng yang menjadi “gundu”
tidak boleh sampai tertahan di dalam lingkaran tersebut. Ada juga yang namanya
“ main pot” menggunakan segitiga. Kelereng diletakkan di setiap sudut dan garis
pertengahan sudut segitiga tersebut. Banyak lagi tipe permainan lainnya
dengan menggunakan kelereng ini.
Bermain tomong/ Meriam Bambu
Tomong merupakan sebuah alat yang
berbentuk meriam tapi terbuat dari bambu dengan diameter yang kita sukai
apabila dimainkan akan mengeluarkan suara mirip meriam. Tomong itu sendiri di
isi dengan minyak tanah dan dicampur garam, bahkan ada yang ditambahi
dengan karbit biar lebih keras bunyi tapi membuat tomong cepat hancur.
Bermain tomong ini merupakan sebutan
dari daerah Minang juga dan termasuk permainan musiman. Permainan tomong ini
paling sering dimainkan pada bulan Ramadhan tepatnya saat umat Islam memulai
puasa selama sebulan. Ayo berperang, bukan perang hancuran tapi cuma
perang adu suara tomong siapa yang paling membahana. Hati – hati jangan sampai
meresahkan orang lain ataupun membuat gendang telingamu pecah.
Bermain patok lele
Patok lele adalah permainan
rakyat yang tidak saja dimainkan oleh anak-anak tetapi juga orang dewasa,
terutama bagi kaum laki-laki, namun ada juga permainan ini dilakukan atau
diikuti oleh kaum perempuan. hampir setiap daerah di sumatera ini mengenal
permainan patok lele, sehingga masing-masing daerah mengklaim kalau permainan
itu merupakan permainan tradisional kampung atau daerah mereka. sejarah tidak
ada menyebutkan dari mana permainan ini berasal. tapi sebahagian besar
masyarakat di pulau sumatera dan simenajung melaka mengenal dan bisa memainkan
permainan patok lele ini. mungkin karena peralatan nya sederhana (2 potong kayu
masing-2 sepanjang 35-40 cm sbg induk dan 15 cm sebagai anakan) yang
mudah didapat disekitar kita, atau mungkin juga karena permainan nya
sangat mudah sehingga bisa dimainkan oleh semua orang (bekelompok dan
bisa lebih dari 2 orang)
Permainan terdiri dari 3 tahap :
a. a. Ngungkil – mencongkel, kayu lele ditaruh melintang dekat ujung
lubang yang menghadap lapangan permainan, kemudian dengan menunduk pada lubang,
si A memegang pangkal kayu patok, lalu sekuat tenaga ia mencongkel kayu lele
tersebut ke muka di mana B bersiap-siap menyambut pada jarak 15 meter di depan
A. Bila B tidak berhasil menangkap kayu lele, maka A tetap bermain. A menaruh
kayu patok melintang di atas lubang dan B melempar kayu patok tersebut dengan
kayu lele. Kalau lemparan B berhasil maka A dinyatakan mati, lalu B yang
bermain.
- Ngetok (memukul beberapa kali) A berdiri dekat lubang memegang pangkal kayu patok dan kayu lele ditaruh di atasnya dalam keadaan seimbang. Sambil berjalan menjauhi lubang, A menyentakan ke atas kayu lele tadi, kemudian disambut dengan pukulan kayu patok ke atas lagi dengan pukulan yang perlahan-lahan agar dapat disambutnya kembali dengan pukulan. Semakin sering kayu lele tersebut dapat disambut dengan pukulan-pukulan ke atas kembali adalah semakin baik. Sementara itu B berusaha merebut untuk menyambut kayu yang terlontar ke atas itu, apabila B berhasil menyambutnya permainan A dinyatakan mati, kemudian digantikan oleh B sementara B mendapat nilai atas tangkapannya.
- Matok artinya memukul kayu lele pada lubang. Bila pada tahap kedua (ngetek) A belum berhasil mendapat nilai yang disepakati sedang permainannya belum mati, maka dilanjutkan dengan permainan tahap matok. Matok disini dimaksudkan adalah memukul kayu lele dengan diletakkan pada lubang permainan, dimana kayu lele tersebut sebagian berada dalam lubang yang disandarkan miring kea rah depan lapangan permainan sedang yang sebagian lagi berada di luar lubang. Kayu yang di luar lubang inilah yang harus dipukul sehingga kayu lele tersebut melambung keatas, kemudia A harus dapat memukul kembali. Bila kayu dapat disambut B maka permainan A dinyatakan mati sebagaimana tahap-tahap sebelumnya.
Bermain pletokan
Pletokan dibuat dari bambu, panjang
30 cm dengan diameter 1-1/2 cm. Bambu dipilih yang kuat dan tua
supaya tidak cepat pecah. Bambu dibagi dua. Untuk penyodok,
bambu diraut bundar sesuai dengan lingkaran laras dan bagian pangkal
dibuat pegangan sekitar 10 cm. Potongan bambu yang lain,
ujungnya ditambahkan daun pandan atau daun kelapa yang dililit
membentuk kerucut supaya suaranya lebih nyaring. Peluru dibuat
dari kertas yang dibasahkan, kembang, atau pentil jambu air. Peluru
dimasukkan ke lubang laras sampai padat lalu disodok.
Cara bermainnya pun mudah, peluru
yang dibuat dari kertas yang dibasahkan, bunga jambu air atau dedaunan dibentuk
seperti bola-bola kecil dan di masukkan dengan batang penolak diujung laras,
berikutnya peluru selanjutnya dimasukkan dan ditolak dengan batang penolak,
peluru kedua ini mempunyai fungsi sebagai klep pompa untuk menekan peluru yang
pertama. terus fungsi kertas basah yang kedua adalah sebagai peluru berikutnya.
Bermain
senjang rok / engklek
Nama
permainan ini berasal dari daerah Minang atau lebih akrabnya dengan nama
engklek.
Walapun
permainan ini dikategorikan permainan untuk anak perempuan tapi dibutuhkan juga
anak laki – laki untuk mencukupi kekurangan pemainnya, makanya saya juga sering
di ajak main senjang rok ini.
Peserta
permainan ini melompat menggunakan satu kaki disetiap petak – petak yang telah
digambar sebelumnya ditanah. Untuk dapat bermain setiap anak harus berbekal
“gacuk” yang biasanya berupa pecahan genting, yang juga disebut “kreweng” yang
dalam permainan. Kreweng ini ditempatkan disalah satu petak yang tergambar
ditanah dengan cara dilempar. Petak yang ada gacuknya tidak boleh diinjak / ditempati
oleh setiap pemain, jadi para pemain harus melompat kepetak berikutnya dengan
satu kaki mengelilingi petak – petak yang ada. Pemain yang telah menyelesaikan
satu putaran terlebih dahulu berhak memilih sebuah petak dijadikan sawah
mereka, yang artinya dipetak tersebut pemain yang bersangkutan dapat menginjak
petak itu dengan dua kaki, sementara pemain lain tidak boleh menginjak petak
itu selama permainan. Peserta yang memiliki kotak yang paling banyak adalah
yang akan memenangkan permainan ini.
Bermain congklak
Permainan
congklak menggunakan papan permainan yang memiliki 14 lubang dan 2 lubang induk
yang ukurannya lebih besar. Dimainkan oleh 2 orang. Satu lubang induk terletak
pada ujung papan dan lubang induk lainnya terletak di ujung lainnya. Di antara
kedua lubang induk terdapat 2 baris yang tiap barisnya berisi 7 lubang yang
jumlahnya 14 lubang.
iap lubang kecil diisi dengan 7 biji
yang biasanya terbuat dari kerang atau plastik. Kecuali lubang induk yang
dibiarkan kosong. Setelah menentukan siapa yang akan mulai lebih dulu, maka
permainan dimulai dengan memilih salah satu lubang dan menyebarkan biji yang
ada di lubang tersebut ke tiap lubang lainnya searah jarum jam. Masing-masing
lubang diisi dengan 1 biji. Bila biji terakhir jatuh di lubang yang ada
biji-bijian lain maka biji yang ada di lubang tersebut diambil lagi untuk
diteruskan mengisi lubang-lubang selanjutnya. Jangan lupa untuk mengisikan biji
ke lubang induk kita setiap melewatinya. Sedangkan lubang induk lawan tidak
perlu diisi. Bila biji terakhir ternyata masuk dalam lubang induk kita, berarti
kita bisa memilih lubang lainnya untuk memulai lagi, tetapi bila ternyata saat
biji terakhir diletakkan pada salah satu lubang kosong, berarti giliran untuk
lawan kita. Bila lubang tempat biji terakhir itu ada di salah satu dari 7
lubang yang ada di baris kita, maka biji yang ada di seberang lubang tersebut
beserta 1 biji terakhir yang ada di lubang kosong akan menjadi milik kita dan
akan masuk dalam lubang induk kita. Setelah semua baris kosong, maka permainan
dimulai lagi dengan mengisi 7 lubang milik kita, masing-masing dengan 7 biji
dari biji yang ada di lubang induk kita. Dimulai dari lubang yang terdekat
dengan lubang induk, bila tidak mencukupi maka lubang lainnya dibiarkan kosong
dan selama permainan tidak boleh diisi. Walaupun sering dimainkan perempuan
tapi saya juga ikut main congkak ini karena masih anak – anak belum begitu
malu.
Permainan
Cakbur/ Galah Panjang/ Sodor
Permainan
ini hampir mirip dengan permainan Bentengan tapi permainan ini sering dimainkan
di tanah Minang dan Melayu.Permainan Cak Bur ini juga dikenal dengan nama permainan
galahpanjang. Permainan ini disebut Cak Bur karena pada saat permainan dimulai
penjaga mengatakan “Cak” dan ketika permainan berakhir pemain mengatakan “Bur”.
Pemainan ini biasa dimainkan oleh anak-anak di daerah Sumatera Barat dan Riau.
Namun permainan ini juga banyak dimainkan oleh orang dewasa. Permainan ini
dimainkan oleh dua tim dalam suatu arena yang disebut gelanggang. Gelanggang
ini dapat dibuat outdoor maupun indoor. Gelanggang ini terdiri atas kotak-kotak
yang dibuat di tanah atau lantai dengan ukuran + 2x2 meter. Namun ukuran
gelanggang ini bisa disesuaikan dengan tempat permainan yang tersedia. Salah satu
tim berperan sebagai penjaga gelanggang dan tim lainnya sebagai pemain. Jumlah
anggota pada masing-masing tim harus sama. Jumlah kotak dalam gelanggang adalah
jumlah pemain pada masing-masing tim dikurang satu. Tim penjaga bertugas menjaga gelanggang
agar tim yang main tidak bisa melewati batas gelanggang dan masuk ke dalam
gelanggang. Setiap orang dalam tim penjaga ini menjaga satu garis yang menjadi
tanggung jawabnya dan dia tidak boleh keluar dari garis yang menjadi tempat
jaganya. Sedangkan tim pemain bertugas melewati para penjaga untuk dapat
melewati gelanggang dan kembali kedepan.
Permainan dimulai dengan membuat gelanggang. Setelah
membuat gelanggang permainan, dipilihlah ketua untuk masing-masing kelompok.
Lalu masing-masing ketua akan mengundi kelompok mana yang akan menjadi
penjaga dan mana yang menjadi pemain. Setelah itu, masing-masing kelompok
menuju tempat masing-masing. Penjaga akan menuju gelanggang dan menjaga garis
masing-masing. Ketua penjaga akan berada si garis tengah yang membagi
gelanggang menjadi dua bagian dan bebas menjaga dari depan ke belakang.
Kelompok pemain menuju bagian depan gelanggang dan bersiap-siap memasuki
gelanggang yang dijaga tadi. Setelah itu, semua penjaga merentangkan tangannya
dan penjaga garis paling depan mengatakan “CAK” dan dimulailah permainan.
Pemain berusaha melewati setiap kotak dalam gelanggang dan sampai pada bagian
paling akhir dan kembali lagi ke depan tempat permainan dimulai. Sedangkan
penjaga berusaha menjaga agar pemain tidak melewati garis yang
digajanya. Pemain tidak boleh tersentuh oleh penjaga. Jika pemain tersentuh
olah penjaga maka posisi akan bertukar, pemain manjadi penjaga, dan penjaga
menjadi pemain.
Kemenangan akan dicapai apabila pemain bisa melewati seluruh gelanggang dan
dapat kembali ke depan. Ketika pemain berhasil melewati pemain yang menjaga
garis depan untuk kembali maka dia mengucapkan “BUR” yang menandakan bahwa
kelompoknya telah menang.
Permainan
Tazooz
Kawan
Djadoel masih ingat dengan yang namanya Tazos? Itu loh mainan anak berupa disk
kecil yang biasanya bergambar tokoh-tokoh kartun. Mainan ini pertama kali
dibuat oleh Frito-Lay, sebuah perusahaan yang merupakan anak perusahaan dari
Pepsi Ltd yang berada di Amerika.
Pada
awalnya Tazos adalah hadiah dari makanan kecil, walaupun ada pula yang menjual
Tazos secara terpisah. Bentuk Tazos bermacam-macam, ada yang segi delapan,
bentuk lingkaran dan lingkaran yang bergerigi dibagian sampingnya. Karena
beragam bentuk dan gambarnya inilah, banyak anak-anak yang menjadikannya
sebagai barang koleksi saat itu. Di Indonesia, Tazos yang paling tekenal ialah
Tazos dengan gambar Pokemon dan Looney Tones yang bergerigi di bagian
sampingnya. Hal ini kemudian memicu kenaikan penjualan produk-produk yang
memberikan hadiah Tazos pada setiap penjualanya. Padahal Tazos cuma terbuat
dari plastik, karton atau seng. Karena kesuksesanya itulah maka kemudian Tazos
menjadi senjata ampuh untuk meningkatkan penjualan produk anak-anak. Zaman dulu
Tazos ini bisa didapat dengan membeli makanan ringan “Chiki, Cheetos dan JETZ”.
Ketiga snack tersebut diproduksi oleh Indofood Fritolay Makmur yang bekerja
sama langsung dengan PepsiCo.
Tazos
ini biasanya dimainkan oleh beberapa orang dan bentuk permainannya
bermacam-macam. Salah satu yang sering dilakukan zaman dulu ialah bermain
tembak sasaran dengan Tazos ini. Permainannya dimulai dengan mengumpulkan Tazos
masing-masing peserta dengan jumlah yang telah disepakati bersama. Kemudian
Tazosnya ditumpuk ke atas dan mulai menembak dengan Tazos jagoannya. Yang mulai
pertama biasanya ditentukan dengan Hopimpa. Siapa yang bisa menembak mengenai
tumpukan Tazos, ia berhak mengambil semua Tazos yang telah ditumpuk tadi. Tapi
ada pula yang cara bermainnya dengan melemparkan Tazos secara bersamaan ke
udara. Yang menang ialah yang Tazosnya jatuh dalam posisi gambarnya berada di
atas dan berhak mengambil Tazos yang kalah.
Selain
itu, ada juga yang memainkan Tazos ini menjadi sebuah karya seni. Di mana zaman
dulu banyak orang yang merangkai Tazos ini menjadi berbagai bentuk unik. Ada
yang membuatnya menjadi rangkaian pesawat terbang, sepeda, boneka sampai
merangkai seperti bola.
Bermain
Ular naga/ Tamtambuku
Ular
Naga adalah satu permainan berkelompok yang biasa dimainkan di luar rumah di
waktu sore dan malam hari. Tempat bermainnya di tanah lapang atau halaman rumah
yang agak luas.
Permainan
ini, dimulai dengan berbaris bergandeng pegang 'buntut', yakni anak yang berada
di belakang berbaris sambil memegang ujung baju atau pinggang anak yang di
mukanya. Seorang anak yang lebih besar, atau paling besar, bermain sebagai
"induk" dan berada paling depan dalam barisan. Kemudian dua anak lagi
yang cukup besar bermain sebagai "gerbang", dengan berdiri berhadapan
dan saling berpegangan tangan di atas kepala. "Induk" dan
"gerbang" biasanya dipilih dari anak-anak yang tangkas berbicara,
karena salah satu daya tarik permainan ini adalah dalam dialog yang mereka
lakukan. Barisan akan bergerak melingkar kian kemari, sebagai Ular Naga
yang berjalan-jalan dan terutama mengitari "gerbang" yang berdiri di
tengah-tengah halaman, sambil menyanyikan lagu. Pada saat-saat tertentu sesuai
dengan lagu, Ular Naga akan berjalan melewati "gerbang". Pada saat
terakhir, ketika lagu habis, seorang anak yang berjalan paling belakang akan
'ditangkap' oleh "gerbang". Setelah itu, si "induk"
--dengan semua anggota barisan berderet di belakangnya-- akan berdialog dan
berbantah-bantahan dengan kedua "gerbang" perihal anak yang
ditangkap. Seringkali perbantahan ini berlangsung seru dan lucu, sehingga
anak-anak ini saling tertawa. Sampai pada akhirnya, si anak yang tertangkap
disuruh memilih di antara dua pilihan, dan berdasarkan pilihannya, ditempatkan
di belakang salah satu "gerbang". Permainan akan dimulai kembali.
Dengan terdengarnya nyanyi, Ular Naga kembali bergerak dan menerobos gerbang,
dan lalu ada lagi seorang anak yang ditangkap. Perbantahan lagi. Demikian
berlangsung terus, hingga "induk" akan kehabisan anak dan permainan
selesai. Atau, anak-anak bubar dipanggil pulang orang tuanya karena sudah larut
malam.
Bermain
Lompat tali/ Yeye
Permainan
ini sudah tidak asing lagi tentunya, karena permainan lompat tali ini bisa
ditemukan hampir di seluruh indonesia meskipun dengn nama yang berbeda-beda.
Permainan lompat tali ini biasanya identik dengan kaum perempuan. tetapi juga
tidak sedikit anak laki-laki yang ikut bermain termasuk saya yang dulunya.
Permainan
lompat tali tergolong sederhana karena hanya melompati anyaman karet dengan
ketinggian tertentu. Jika pemain dapat melompati tali-karet tersebut, maka ia
akan tetap menjadi pelompat hingga merasa lelah dan berhenti bermain. Namun,
apabila gagal sewaktu melompat, pemain tersebut harus menggantikan posisi
pemegang tali hingga ada pemain lain yang juga gagal dan menggantikan
posisinya.
Bisa
dilakukan perorangan ataupun berkelompok. Jika hanya bermain seorang diri
biasanya anak akan mengikatkan tali pada tiang, batang pohon atau pada apa pun
yang memungkinkan, lalu melompatinya. Permainan secara soliter bisa juga dengan
cara skipping, yaitu memegang kedua ujung tali kemudian mengayunkannya melewati
kepala dan kaki sambil melompatinya.
Jika
bermain secara berkelompok biasanya melibatkan minimal 3 anak. Diawali dengan
gambreng atau hompipah untuk menentukan dua anak yang kalah sebagai
pemegang kedua ujung tali. Dua anak yang kalah akan memegang ujung tali; satu
di bagian kiri, satu anak lagi di bagian kanan untuk meregangkan atau
mengayunkan tali. Lalu anak lainnya akan melompati tali tersebut. Aturan
permainannya simpel; bagi anak yang sedang mendapat giliran melompat, lalu
gagal melompati tali, maka anak tersebut akan berganti dari posisi pelompat
menjadi pemegang tali. Alat yang dibutuhkan cukup sederhana. Bisa berupa tali
yang terbuat dari untaian karet gelang atau tali yang banyak dijual di pasaran
yang dikenal dengan tali skipping.
Bermain
kejar – kejaran ( bermain ‘ En )
Permainan
ini sangat mudah dilakukan, karena hanya membutuhkan kecakapan dan kegesitan
dalam berlari. Kalau dalam olahraga ini sangat berguna untuk melatih
perkembangan motorik.
Permainannya
diawali dengan hompinpa, dimana yang kalah ditentukan oleh bentuk telapak
tangan yang paling sedikit. Maka dia sebagai pengejar awalnya dan harus
mengejar pemain lain sampai menyentuhnya hingga bergantian terus yang menjadi
pengejar. Permainan ini, diperlukan 1 orang sebagai pengejar dan pemain
selebihnya harus berlari dan menghindar dari sentuhan tangan pengejar. Apabila
ada salah seorang yang berlari lalu bilang “ En” maka dia harus berhenti dan
tidak boleh bergerak, kalau bergerak dia yang akan menggantikan jadi pengejar.
Dan pengejar pun tidak boleh terus mengejarnya, jika sudah menyebut “ En “.
Kalau diteruskan mengejar dan menyentuhnya maka tidak sah atau percuma saja.
Seseorang yang sudah menyebut “En” maka dia seperti patung yang tidak boleh
bergerak, kalau ingin bergerak kembali maka harus disentuh dulu oleh pemain
yang berlari atau belum menyebut kata “En”. Lakukan dengan semangat maka
keringatpun akan bercucuran dan hati – hati jangan sampai jatuh sehingga
mengakibatkan luka – luka.
Bermain
Karet Gelang
Berbagai bentuk yang dapat kita buat dari karet gelang ini, cuma saja hati – hati jangan sampai kena mata. Permainan ini berlangsung dalam serangkaian langkah, antara dua anak atau sendirian. Tujuannya menciptakan suatu bentuk dengan karet gelang. Meski mudah, kita perlu latihan dan bersabar untuk menguasainya. Nah, coba trik berikut ini untuk membangun Menara Eiffel. Kita bisa main sendiri atau sama teman. Kita cuma butuh karet gelang yang bisa molor panjang. Pasang karet di jempol dan kelingking mengitari kedua telapak tangan. Tarik tangan agak jauh supaya karet menegang. Sorong jari kanan sampai bisa mengait karet yang melintang di telapak tangan kiri. Bentangkan sedikit telapak tangan. Lakukan hal yang sama dengan jari dan telapak tangan yang lain. Kemudian, bentangkan lagi. Ini posisi satu, Superkids. Sekarang, gunakan kedua jempol untuk meraih karet yang melingkar di jari telunjuk. Tarik jempol mundur ke arah tubuh – lihat kan, ada dua loop di tiap jempol. Tarik karet bagian bawah jempol dengan kelingking, kaitkan melewati karet di atasnya. Turunkan kedua kelingking dan tarik tangan melebar. Miringkan jempol. Nah, ambil karet paling atas menggunakan gigi. Jatuhkan loop di ibu jari, maka kita berhasil membuat Menara Eiffel.
Bermain Egrang
Egrang adalah salah
satu permainan tradhisional yang tidak asing lagi. Meskipun di berbagai daerah
dikenal dengan namayang berbeda – beda. Saat ini mungkin sudah mulai sulit
ditemukan, baik di daerah pinggiran maupun di kota. Permainan Egrang ini
terdiri dari dua potong bambu yang tingginya antara 2-3 meter dan tempat buat
pijakan kaki yang juga terbuat dari bambu. cara membuatnya yaitu,
kita memotong dua buah bambu yang masing-masing panjangnya kira-kira 2-3 meter.
Kemudian memotong dua buah bambu lagi untuk membuat pijakan kaki nantinya yang
masing-masing panjangnya kira-kira 20-30 cm. Kemudian bambu yang panjangnya 2-3
meter tadi di beri lubang kira-kira 30 cm dari bawah untuk memasukkan bambu
yang berukuran penfek yang nantinya sebagai pijakan kaki. Setelah bambu untuk
pijakan kaki terpasang Egrang siap untuk digunakan. Egrang ini biasanya di
gunakan untuk perlombaan lari (adu kecepatan) atau saling menjatuhkan dengan
cara memukulkan kaki-kaki bambu.
Permainan Buah Para/ Biji Karet
ini adalah Biji Karet, bukan telur burung puyuh ya....
, cara maininnya, pilih biji karet jagoan kamu, nanti di adu sama pemain lain,
biji karet yang terbelah dia yang kalah
Nah kemana kah mainan mainan ini semua...??? saya pun gak tau jelasnya palingan ada beberapa yang masih bisa ditemukan hehe...tapi jangan lupakan masa lalu yang indah ini bro kita emang beruntung jadi anak angkatan 90an bisa ngalamin transisi zaman anak dari yg dulu sampe tren skrg ini
Gimana seru ga nostalgia nya? senang banget ya gan kita pernah ngerasain semua mainan diatas, walaupun sekarang mainan di atas sudah gak dilirik anak-anak lagi karena kalah sama game konsol dan game online, tapi kenangannya gak bakal tergantikan dan masih banyak sih permainan masa lalu yg menarik. seperti gontri, acilot, kring, pecah piring, kuda tunggang dll.
'Salam Anak 90an'
Nah kemana kah mainan mainan ini semua...??? saya pun gak tau jelasnya palingan ada beberapa yang masih bisa ditemukan hehe...tapi jangan lupakan masa lalu yang indah ini bro kita emang beruntung jadi anak angkatan 90an bisa ngalamin transisi zaman anak dari yg dulu sampe tren skrg ini
Gimana seru ga nostalgia nya? senang banget ya gan kita pernah ngerasain semua mainan diatas, walaupun sekarang mainan di atas sudah gak dilirik anak-anak lagi karena kalah sama game konsol dan game online, tapi kenangannya gak bakal tergantikan dan masih banyak sih permainan masa lalu yg menarik. seperti gontri, acilot, kring, pecah piring, kuda tunggang dll.
'Salam Anak 90an'
No comments:
Post a Comment